Jateng
Jumat, 9 Juli 2021 - 08:20 WIB

Taman di Kawasan Kantor Setda Batang Dihiasi Eco Brick

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Eco Brick (Instagram/ @hennymarlina)

Solopos.com, BATANG — Daur ulang adalah salah satu metode untuk mengurangi polusi sampah dari bahan-bahan yang tidak terurai, seperti plastik. Proses daur ulang biasanya dilakukan dengan menggunakan kembali barang yang sudah tidak dipakai dengan fungsi sama atau mengubah fungsi keseluruhan dari fungsi awalnya.

Seperti yang ada di salah satu taman di Kabupaten Batang yang mendaur ulang 6 ton sampah plastik menjadi bahan material yang bisa digunakan untuk fungsi dekoratif. Melansir Okezone.com, Jumat (9/7/2021), program daur ulang ini merupakan bagian dari edukasi kepedulian lingkungan hidup.

Advertisement

Taman yang ada di lingkungan Setda, Kabupaten Batang  ini dimanfaatkan sebagai lokasi pemanfaatan sampah tak teruai menjadi lebih bermanfaat. Pemanfaatan sampah yang tidak terurai ini dengan menjadikannya sebagai eco brick atau batu bata yang ramah lingkungan.

Baca Juga : BUMDes Penggarit Angkat Potensi Desa Wisata Hutan Lindung

Eco brick ini pada dasarnya adalah kumpulan sampah-sampah dari limbah rumah tangga dari bahan yang tidak terurai, seperti bungkus mi instan, kopi seduh, hingga permen dijadikan satu dan dimasukan ke dalam botol bekas air mineral yang nantinya akan disusun membentuk sebuah struktur.

Advertisement

Jumlah eco brick sendiri terhitung lebih dari 26.000 botol. Ribuan eco brick ini dibuat untuk kursi, meja, pagar, taman, gapura bahkan sebuah bangunan rumah green house. Selain itu, di taman ini juga terdapat tanaman-tanaman yang bisa dijadikan obat keluarga, seperti jahe, kunyit dan sejenisnya.

Di taman eco brick ini juga ada kantin PKK yang hanya menyakikan makanan tradisional, seperti klepon, getuk, owol dan aneka jajan pasar lainnya yang bisa dicicipi. Pembuatan taman ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sampah plastik yang memakan waktu lama untuk terurai. Sekaligus sebagai tempat edukasi kepedulian terhadap sampah plastik agar bisa lebih bermanfaat.

Baca Juga : Kucing Sandiaga Uno Lahiran, Salah Satunya Dinamai Magelang

Advertisement

Pemrakarsa Taman Ecobrick, Uni Kuslantasi Wihaji, mengatakan bahwa pada awalnya berangkat dari keprihatinan melihat sampah-sampah yang berserakan. Saat keliling desa, dia juga sering melihat bak sampah kosong tapi di luarnya penuh sampah.

Dalam pembangunanya taman ini dibantu oleh Organisasi Kemasyarakatan PKK. PKK tidak hanya rutin mengerjakan program-program real tapi juga mendukung Pemerintah Daerah, seperti membuat inovasi, memanfaatkan lahan dan juga edukasi tentang lingkungan, seperti pemanfaatan limbah ini.

Taman dibuka untuk umum serta tidak dipungut biaya. Taman PKK ini juga digunakan untuk menerima tamu bupati atau pertemuan ringan sembari menikmati jajanan tradisional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif