SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Usai menerima kunjungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang pada Februari lalu, Kawasan Industri Wijayakusuma atau PT KIW terus berbenah. Tahun ini, 10 hektare lahan ditargetkan siap untuk dikembangkan dengan target penyerapan tenaga kerja mencapai dua kali lipat.

Staf Humas PT KIW, Atika Rahma Fitriani, menyampaikan dari total 124 penyewa yang berada di KIW, setidaknya 20 penyewa masih belum beroperasi lahan dan masih dalam tahap konstruksi.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Untuk lokasi masih dalam pengerjaan konstruksi sendiri, operasional menyesuaikan dengan durasi pengerjaan proyek pembangunan masing-masing tenant. Sedangkan yang masih berupa lahan apabila dalam kurun waktu 2 tahun belum operasional maka dikenakan biaya perawatan [service charge] dan apabila tidak operasional dalam kurun waktu yang lama diminta untuk mengembalikan lahan tersebut kepada pihak pengelola,” jelas Atika, Rabu (12/4/2023).

“Sejauh ini KIW sudah terintegrasi dengan baik. Didukung dengan infrastruktur utama dan pendukung yang baik, kami memiliki relasi yang baik dengan para tenant dan berkomitmen untuk tetap berkontribusi maksimal bagi negara dan masyarakat sekitar,”

Atika melanjutkan, mayoritas investor yang bekerjasama dengan KIW adalah perusahaan-perusahaan bidang garmen, furnitur, dan pergudangan. Terkait serapan tenaga kerja, ia menambahkan saat inj jumlah tenaga kerja mencapai 23.000.

“Target kami ke depan adalah 50.000 tenaga kerja yang terserap dengan tambahan 10 hektare kawasan. Saat ini kurang lebih tiga hektare sudah terjual, tujuh hektare lain masih dalam proses negosiasi untuk dijual dan dipasarkan kepada calon investor yang akan menjadi sumber reccurring income yang besar demi kelangsungan perusahaan,” bebernya.

Resesi

Terpisah Kepala DPMPTSP Kota Semarang, Widoyono, mengatakan pihaknya sudah melihat langsung kondisi di KIW saat tur kawasan industri atau Tour the Investment pada Februari lalu.

Menurut Widoyono, sektor industri memang dipacu untuk menarik investor lantaran sudah terbukti mampu memunculkan dalam luas dalam kaitannya dengan usaha penanganan resesi.

“Sektor industri adalah sektor yang mudah untuk memunculkan multiplier effect sehingga bisa mengurangi ancaman inflasi. Kami juga juga menyambut baik jika ada relokasi dari daerah lain yang akan masuk ke Kota Semarang,” jelasnya.

Dipilihnya KIW sebagai lokasi tur karena kawasan industri ini sudah mengantongi ratusan investor. Capaian positif inilah menjadi modal DPMPTSP untuk mempromosikan sektor industri di KIW kepada calon investor.

“Tahun ini target investasi yang masuk di Kota Semarang bisa tembus Rp26 triliun. Sementara tahun lalu tembus dari target Rp24 triliun menjadi Rp 24,6 triliun atau 102 persen. Tahun inu meski ada ancaman resesi, kami harap bisa mencapai target,” tegasnya.

Widoyono menandaskan, Pemkot Semarang terus berupaya memberikan kemudahan perizinan kepada para investor. DPMPTSP Kota Semarang pun menjanjikan pendampingan kepada investor yang menemui kendala dalam berinvestasi di Kota Semarang.

“Kami juga masih menyiapkan regulasi insentif investasi, seperti bantuan akses, bantuan penerangan jalan, reduksi pajak, reduksi retribusi, atau bentuk insentif lain,” tutup Widoyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya