SOLOPOS.COM - Suasana lingkungan Masjid Nurul Huda, Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Minggu (13/2/2022), ketika warga menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Twitter @Wadas_Melawan)

Solopos.com, PURWOREJO — Situasi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), saat ini masih belum kondusif. Ketegangan antar-warga yang pro dan kontra dengan rencana penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener masih terjadi.

Rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas Purworejo itu bahkan memicu terjadinya konflik sosial antar-warga. Seorang warga Dusun Kali Gendol, Desa Wadas, Wagimin, mengatakan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Wadas mengalami kerusakan dengan adanya pro dan kontra dengan rencana penambangan batu andesit.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Warga yang pro dan kontra itu saat ini pun tidak saling tegur sapa. Bahkan acara keagamaan, sosial dan budaya dilakukan masing-masing kelompok secara sendiri-sendiri. “Situasinya memang seperti itu, sudah sangat memprihatinkan,” ujar Wagimin, dilansir dari Antara, Selasa (15/2/2022).

Baca juga: Belum Ada Titik Terang di Desa Wadas, Gubernur Menjanjikan Evaluasi

Hal senada disampaikan Syawaludin, warga Dusun Beran, Desa Wadas, yang mengaku sepeda motornya pernah diisi garam dan pasir akibat permasalah pro dan kontra penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener itu.

“Perpecahan mulai berlangsung dari 2016 hingga sekarang. Berarti sudah lima tahun,” akunya.

Guyub Rukun

Koordinator Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Desa), Emha Saiful Mujab yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan sebelumnya warga Wadas ramah dan guyub rukun. Menurut Gus Ipul, 100 persen warga Wadas adalah kaum nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama (NU). Sebagaimana kaum nahdliyin, mereka gemar silaturahim dengan bersama-sama mengikuti kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya.

“Ini sungguh berbahaya dan harus dicarikan jalan keluarnya. Perlu digagas untuk mempertemukan pihak pro dan kontra agar kehidupan kemasyarakatan warga Wadas kembali normal seperti semula,” katanya.

Baca juga: Pengerukan Batu Andesit di Desa Wadas Ditolak Warga, Kok Masih Ngotot?

Ia menyoroti kekacauan bahkan terjadi hingga tingkat keluarga hanya karena beda pandangan. “Ada seorang ibu tidak mendatangi hajatan anaknya gara-gara beda pandangan tentang penambangan batu andesit. Benar-benar parah kerusakan sosial di Desa Wadas,” katanya.

Warga Dusun Beran, Wadas, Amat Marlan yang juga anggota Banser NU Kecamatan Bener, mengharapkan tokoh NU turun ke Desa Wadas untuk mendamaikan dan mempersatukan lagi warga Desa Wadas yang 100 persen kaum nahdliyin.

“Tolong tokoh-tokoh NU datang secepat mungkin ke sini. Kami ingin kedamaian kembali di Desa Wadas. Sungguh sangat tidak nyaman hidup bertetangga tidak saling sapa selama bertahun-tahun,” katanya.

Desa Wadas di Purworejo saat ini memang tengah menjadi sorotan nasional. Hal ini menyusul kerusuhan yang terjadi saat pengukuran lahan untuk lokasi penambangan batu andesit di desa tersebut pada Selasa (8/2/2022). Saat itu, polisi datang dengan ratusan personel untuk mengawal petugas BPN Jateng yang melakukan pengukuran tanah. Namun dalam prosesnya terjadi dugaan tindak kekerasan yang dilakukan aparat polisi. Bahkan, imbas dari kejadian itu sekitar 64 orang warga Desa Wadas Purworejo ditahan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya