Jateng
Kamis, 26 Januari 2023 - 14:32 WIB

Tanaman Bonsai Jateng Diminati Pasar Belanda, Nilai Ekspor Capai 1,93 Miliar

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman bonsai milik CV EBI asal Kabupaten Semarang, Jateng, yang siap diekspor ke Belanda. (Solopos.com-Balai Karantina Pertanian Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Tamanan bonsai asal Jawa Tengah (Jateng) rupanya sangat diminati pasar mancanegara, terutama negara-negara Eropa seperti Belanda, Polandia, Spanyol, dan Republik Cheska. Bahkan, salah satu produsen tanaman bonsai di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sanggup meraup Rp1,93 miliar dari ekspor tanaman bonsai ke negara-negara Eropa sepanjang tahun 2022 lalu.

Direktur CV EBI, Edo de Groot, mengaku peluang ekspor tanaman bonsai Indonesia kian terbukan dan menjanjikan di pasar Eropa. Hal itu dikarenakan tanaman bonsai asal Indonesia cukup unik dan beragam.

Advertisement

“Kami merawat tanaman bonsai dengan cermat dan keunikaan versi mini tanaman hias ini menjadi daya tarik pasar Belanda,” ujar Edo dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com dari Balai Karantina Pertanian Semarang, Kamis (26/1/2023).

Sementara itu, berdasarkn data Balai Karantina Pertanian Semarang, sepanjang tahun 2022 ekspor tanaman bonsai aasal Jateng yang dilakukan CV EBI mencapai 4.825 pohon dengan nilai mencappai Rp1,93 miliar. Angka itu mengalami kenaikan di banding tahun 2021, yakni 4.603 pohon dengan nilai sekitar Rp1,5 miliar.

Tanaman bonsai yang akan diekspor ke luar negeri ini pun mendapat inspeksi oleh Balai Karantina Pertanian Semarang melalui sistem in line inspection, yakni pemeriksaan di tempat lain atau gudang pemilik sejak proses produksi. Inspeksi ini dilakukaan untuk memastikan bonsai yang akan diekspor bebas dari organisme penggangu tumbuhan karantina atau OPTK.

Advertisement

“Penerbitan Phytosanitary Certificate akan menjadi jaminan tanaman bonsai tropis sehat itu tembus ke pasar internasional atau memenuhi persyaratan masuk ke negara Belanda,” jelas Kepala Karantina Pertanian Semarang, Turhadi Nurrahman, di sela mengawasi penetapan SOP in line inspection.

Turhadi menambahkan in line inspection juga bertujuan memecahkan hambaataan permasalahan SPS atau Sanitary Phyosaanitary sehingga dapat menekan tingkat ketidaksesuaian di negara tujuan.

“Melalui metode ini, Karantina Pertanian memberikan pendampingan selama proses produksi sehingga sesuai dengan apa yang dipersyaratkan oleh negara tujuan,” jelas Turhadi.

Advertisement

Dari hasil pemeriksaan itu, Turhadi menyimpulkan jika tanaman bonsai dari CV EBI asal Jateng itu bebas dari serangga Bemisia aargentifolii dan Chaetanophothrips orchidii. Tanaman bonsai itu pun siap diekspor ke Belaanda.

“Diharapkan ekspor awal tahun ini menjadi momentum penting mendobrak peningkatan ekspor tanaman bonsai dan bisa merambah ke berbagai negara di belahan dunia,” imbuh Turhadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif