Jateng
Minggu, 3 September 2023 - 16:39 WIB

Tangani Kebakaran di Gunung Sumbing Wonosobo, Ganjar Minta Helikopter BNPB

Newswire  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat kebakaran kawasan Gunung Sumbing dari Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang, Jumat (1/9/2023). (Solopos.com - Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, WONOSOBO — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal mengirimkan bantuan helikopter untuk mempercepat penanganan kebakaran di lereng Gunung Sumbing, Wonosobo, Senin (4/9/2023). Pengiriman bantuan itu sesuai permintaan dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Hingga Sabtu (2/9/2023) sore, kawasan hutan petak 29-2 Gunung Sumbing, Wonosobo, masih terbakar. Berbeda dengan petak 29-2, kobaran api di petak 29-1 sudah padam.

Advertisement

Lokasi yang terbakar di petak 29-1 sekitar 221,5 hektare. Sedangkan di petak 29-2, luas baku mencapai 18,7 hektare. Para relawan dari unsur TNI, Polri, BPBD, Perhutani, dan masyarakat turut serta dalam memadamkan api.

“Kebakaran sekarang sedang ditangani. Kami sudah koordinasi dengan Kapolda dan BNPB untuk minta helikopter pemadam kebakaran. Beberapa titik di Indonesia memang sedang kebakaran sehingga helikopternya baru dikirim 4 September 2023,” kata Ganjar seperti dikutip dari Antara, Minggu (3/9/2023).

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono, mengatakan di wilayah Lamuk masih ada titik api. Sedangkan di wilayah Banyumudal sudah padam.

Advertisement

“Oleh karena itu kami bergeser ke arah barat di Lamuk,” ujarnya.

Jarak tempuh atau jangkauan kebakaran dengan ketinggian 2.500 sampai dengan 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengakibatkan selang pemadam kebakaran tidak memungkinkan.

“Kami melakukan pemadaman secara manual dengan sistem gepyok dan perlengkapan lain yang kami siapkan. Selain itu, para relawan juga membuat ring atau sekat untuk pembatasan agar api tidak menyebar,” katanya.

Advertisement

Tanaman yang terbakar di petak tersebut berupa rumput dan alang-alang. Sedangkan lokasi kebakaran jauh dari rumah warga sehingga aman.

Warga maupun pendaki diimbau tidak bermain api di kawasan hutan karena pada musim kemarau panjang ini rumput maupun pepohonan sudah banyak yang mengering sehingga rawan terjadi kebakaran.

Sumber: Antara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif