Jateng
Senin, 27 Februari 2023 - 17:55 WIB

Tari Kuntulan Asal Pemalang, Tarian Bernuansa Islami Berpadu dengan Jurus Silat

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tari Kuntulan Pemalang. (Istimewa/inibaru.id)

Solopos.com, PEMALANG — Tari Kuntulan merupakan tarian rakyat yang termasuk hampir jarang dijumpai di era sekarang. Tarian ini biasanya digunakan menyambut tamu pada acara hajatan atupun acara besar di Pemalang.

Melansir dari berbagai sumber, Tari Kuntulan atau Tari Trengganom merupakan tarian yang bernuansa islami dengan menggabungkan gerakan kesenian pencak silat dan tabuhan musik rebana.

Advertisement

Jurus-jurus silat dimodifikasi agar menarik, artistik, dan akrobatik. Sehingga dapat digunakan untuk pertunjukan hiburan.

Yang paling menunjukkan nuansa islaminya ada pada suara pengiring musiknya. Umumnya berasal dari tabuhan rebana dan beduk serta diiiringi bacaan selawat Nabi Muhammad SAW.

Advertisement

Yang paling menunjukkan nuansa islaminya ada pada suara pengiring musiknya. Umumnya berasal dari tabuhan rebana dan beduk serta diiiringi bacaan selawat Nabi Muhammad SAW.

Untuk pemain Tari Kuntulan sendiri berkisar 40 orang. Sebanyak 10 orang sebagai pemain musik dan vokalis, sedangkan 30 orang menjadi penari.

Kostum yang digunakan pemain juga cukup sederhana yaitu terdiri atas peci yang diberi hiasan (kertep), baju atau kaus lengan pendek, celana pendek dan kaus kaki panjang.

Advertisement

Tarian yang ditampilkan mengambil gerakan jurus-jurus dari pencak silat dan dilakukan secara spontan menyesuaikan irama musik. Ketika menari, posisi kaki pemain kadang-kadang terbuka, kadang-kadang tertutup, sedangkan posisi lengan rata-rata sedang.

Vokal disampaikan dalam bentuk nyanyian berbahasa Arab. Adapun alat musik yang digunakan terdiri dari 3 buah terbang dan 1 (satu) jedor, ditambah seruling dan harmonika.

Meskipun sudah ada vokalis khusus yang menyanyi, pemegang instrumen musik umumnya juga merangkap sebagai vokalis. Letak pemain alat musik bebas, tidak terikat kepada pemain, apakah harus di depan, di belakang, ataupun di samping.

Advertisement

Pertunjukan kesenian ini biasanya diselenggarakan di halaman rumah penduduk ataupun halaman masjid pada malam hari dan memerlukan waktu 4 sampai 5 jam, mulai dari jam 20.00 WIB hingga jam 01.00 WIB.

Alat penerangannya cukup menggunakan lampu listrik, lampu petromak atau lampu gembreng atau gantung di zaman dahulu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif