SOLOPOS.COM - Bocah SD yang diamankan warga dan polisi karena terlibat tawuran di belakang gedung SMPN 3 Kota Semarang menjadi tontonan warga, Jumat (10/3/2017). (Facebook.com-Aditya Junatha)

Tawuran atau perkelahian massal di Kota Semarang dilakukan bocah-bocah yang masih duduk belajar di bangku sekolah dasar (SD).

Semarangpos.com, SEMARANG – Sejumlah bocah yang masih duduk belajar di bangku sekolah dasar (SD) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) diamankan warga dan polisi, Jumat (10/3/2017). Pasalnya, bocah-bocah SD tersebut dianggap telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat karena menggelar tawuran di belakang gedung SMPN 3 Kota Semarang.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Informasi itu pun mencuat di media sosial Facebook setelah pengguna akun Aditya Junatha mengunggah foto bocah-bocah SD itu ke dinding grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar). “Cah SD wes do tawuran, gedhi ne arep dadi opo leeee. lokasi belakang SMP 3 [Masih SD sudah tawuran, kelak mau jadi apa nak? Lokasi di belakang SMPN 3 Kota Semarang].” tulisnya pada keterangan foto.

Tak pelak sejumlah bocah-bocah bau kencur yang terlibat tawuran itu dicerca para netizen member MIK Semar. Mereka pun mencibir siswa SD peserta tawuran tersebut dengan beragam kalimat. “Cilek2 kok wes ora bermoral [Masih kecil sudah tak bermoral],” tulis pengguna akun Facebook Anis S.

Meh tak gebuki yo nangis ora digebuki kok ndadi. [Mau dihajar nanti nangis, kalau tak dihajar malah begitu kelakukannya],” timpal pengguna akun Facebook Nadi Widi.

Sementara itu, netizen lain mengangap tawuran yang dilakukan pelajar SD itu terjadi karena para bocah tersebut meniru pelajar SMP dan SMA yang kerap menggelar perkelahian massal di Semarang. Para pelajar yang usianya masih sangat belia tentu menganggap kelakuan menyimpang kakak-kakak mereka yang sudah SMP dan SMA itu keren.

Kui do niru kakak2 klse SMP, SMA [Mereka itu meniru kakak kelasnya yang duduk di bangku SMP dan SMA],” tulis pengguna akun Facebook Cit Cit Cuit.

Sebagian netizen lain justru menyalahkan sejumlah sinetron yang ditayangkan di televisi sebagai penyebab perkelahian massal yang melibatkan pelajar SD tersebut. “Korban Kakean nonton sinetron kuwi [Korban kebanyakan nonton sinetron itu],” celetuk pengguna akun Why Wdd.

Terlepas dari cibiran dan berbagai tuduhan tersebut, netizen lain mengimbau kepada seluruh orang tua untuk mendampingi dan mendidik anak dengan baik. Mereka menganggap peran orang tua sangat berpengaruh pada kelakuan anak. Netizen berharap kejadian tawuran pelajar di Semarang tak terulang lagi demi masa depan pemuda Kota Atlas lebih baik. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya