SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Semarangpos.com, MUNGKID — Bencana alam tanah longsor dalam skala besar melanda kawasan penambangan di lereng Gunung Merapi, tepatnya di seputaran Sungai Bebeng, Desa Kemiren, Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bencana tanah longsor itu tidak menelan korban jiwa.
Petugas Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Suroso, menuturkan tebing longsor yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB itu tingginya 50 m dengan panjang 40 m. Menjelang longsor, beberapa penambang yang berada di aliran Sungai Bebeng telah menyelamatkan diri.
“Begitu mengetahui tanda-tanda longsor dengan munculnya beberapa guguran di tebing, beberapa operator alat berat yang berada di bawah langsung lari menyelamatkan diri,” ungkapnya di Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu (30/3/2019).
Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial tampak seperti ada lumpur yang menyembur> Namun, ia memastikan itu bukan lumpur, melainkan air sungai yang terdorong material longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan kawasan penambangan pasir tersebut memang rawan longsor. “Kawasan tersebut berupa tumpukan pasir dan batu, sehingga saling lepas tidak ada pengikat, dipicu getaran saja bisa longsor,” katanya.
Beban yang tidak seimbang dengan kemiringan, juga diduganya menyebabkan kawasan sekitar mudah longsor. Datangnya bencana alam tanah longsor, menurut dia tinggal menunggu pemicunya saja.
“Pada dasarnya, semua harus hati-hati. Longsor pemicunya banyak, getaran bisa membuat longsor dan rekahan terkena air juga bisa longsor dan perlu menjadi perhatian bahwa tanah di kawasan penambangan tersebut labil sehingga mudah longsor,” katanya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya