SOLOPOS.COM - Penumpang pesawat mengenakan masker di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/1/2020). WHO menetapkan status darurat global wabah virus Corona. (Antara-Fikri Yusuf)

Solopos.com, SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah mengantisipasi adanya penimbunan dan permainan harga masker di tengah maraknya isu virus corona atau Covid-19. Aparat pun menyebutkan ancaman hukum bagi penimbun masker yang cukup berat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng, Muhammad Arif Sambodo, mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga masker diduga karena ada orang-orang yang sengaja mencari keuntungan di balik musibah ini.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Untuk itu kami berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk memastikan tidak ada penimbunan dan permainan harga masker di Jawa Tengah. Kalau ada penimbunan atau permainan harga, pasti akan kami tindak secara hukum,” kata Arif, Selasa (3/3/2020).

Hujan Abu Merapi Guyur Soloraya, Begini Cara Warga Solo Akali Kelangkaan Masker

Arif menerangkan, sesuai Pasal 107 Undang-Undang No 7/2014 tentang perdagangan diterangkan, pelaku usaha yang menyimpan barang kebutuhan pokok dan atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, dan atau hambatan lalu lintas perdagangan barang, dipidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp50 miliar.

“Saat ini kami sudah bekerja melakukan pengawasan terhadap perusahaan, distributor hingga penjual kecil di Jawa Tengah. Inventarisir dan dan pengecekan jalur distribusi terus kami pantau. Kalau ada temuan, pasti kami tindak bersama jajaran kepolisian,” tegasnya.

Corona dan Hujan Abu Merapi, Masker di Sukoharjo Langka dan Harga Naik 5 Kali Lipat

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, menegaskan bahwa stok masker di Jateng masih aman. Syaratnya, masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian masker secara besar-besaran.

“Produksi masker memang terbatas, namun untuk Jawa Tengah stoknya aman asalkan digunakan sesuai kebutuhan. Kami sampaikan bahwa yang wajib menggunakan masker adalah mereka yang sakit, para tenaga kesehatan yang berhubungan dengan pasien atau mereka yang tinggal di daerah rentan. Jadi, tidak semuanya harus menggunakan masker,” kata Yulianto.

Talut Ambrol, Jalan Antardesa di Bulu Sukoharjo Terancam Putus

Masyarakat dihimbau untuk tidak panik dan melakukan pembelian masker secara besar-besaran.

Yulianto mengatakan sampai saat ini belum ada laporan pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona di Jawa Tengah. Dari 26 pasien yang suspect corona di Jateng, semuanya sudah dinyatakan negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya