Jateng
Rabu, 2 Maret 2022 - 15:18 WIB

Teh Poci Tegal vs Teh Oplosan Solo, Mana Lebih Nikmat?

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Teh poci khas Tegal. (Wikipedia)

Solopos.com, SOLO — Tradisi minum teh manis, panas, sepat, dan kental (ginastel) menjadi salah satu kebiasaan yang menjadi kultur masyarakat Jawa Tengah. Dua jenis teh yang paling terkenal dari Jawa Tengah adalah teh oplosan Solo dan teh poci dari Tegal. Meski sama-sama teh, cita rasa kedua minuman ini sangat berbeda.

Teh Oplosan Solo

Sejak dulu kala, masyarakat di Kota Solo dan sekitarnya memiliki kebiasan mencampur alias mengoplos berbagai jenis teh. Teh inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan teh oplosan khas Solo.

Advertisement

Baca juga: Asal Usul Tegal, Jepangnya Indonesia dari Portugis-Mataram

Campuran beragam jenis teh ini disesuaikan dengan selera setiap orang. Namun umumnya, warga di Solo dan sekitarnya menyukai racikan teh yang kental dan sepat. Salah satu pelaku bisnis teh oplosan, Blontank Poer, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa mengoplos teh sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakat Soloraya.

Advertisement

Campuran beragam jenis teh ini disesuaikan dengan selera setiap orang. Namun umumnya, warga di Solo dan sekitarnya menyukai racikan teh yang kental dan sepat. Salah satu pelaku bisnis teh oplosan, Blontank Poer, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa mengoplos teh sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakat Soloraya.

“Sejauh pengetahuan saya tradisi mengoplos teh itu hanya ada di masyarakat Solo dan sekitarnya. Kebanyakan orang luar kota menyebutnya teh Solo, karena rasanya memang berbeda dengan yang di daerah lain,” jelasnya.

Teh oplosan Solo di cangkir blirik. (Shopee)

Baca juga: 3 Alasan Tegal Dijuluki Jepangnya Indonesia

Advertisement

“Kunci oplosan itu ada di teh wangi berbagai merek yang dicampur menjadi satu. Kalau orang Solo umumnya mengoplos teh merek Nyapu, Gopek, Sintren, dan 999. Bisa campur tiga merek atau empat merek itu menjadi satu,” sambung dia.

Adapun penyajian teh di Kota Solo biasanya menggunakan gelas kaca atau cangkir blirik. Cangkir blirik ini terbuat dari seng dengan corak loreng hijau putih. Lapisan gilapnya merupakan enamel yang biasa dipakai untuk melapisi porselen. Lapisan enamel ini membuat cangkir tahan lama dan tahan karat meski terkena panas.

Baca juga: Teh Oplosan Disebut Sebagai Jantungnya Kuliner Kota Solo, Setujukah?

Advertisement

Teh Poci Tegal

Lain halnya dengan teh oplosan di Solo yang mengandalkan daun teh sebagai kekuatan racikan untuk menghasilkan cita rasa yang nikmat. Teh poci yang terkenal di Tegal memiliki keunikan dari segi penyajian.

Dinamakan teh poci karena seduhan daun teh itu disajikan di dalam poci dari tanah liat. Dikutip dari laman Indonesia.go.id, Rabu (2/3/2022), teh ini dinikmati dalam keadaan panas dengan gula batu yang diletakkan di dalam cangkir tanah liat. Menariknya, gula batu tidak boleh diaduk, tetapi dibiarkan larut bersama dengan teh panas tersebut.

Baca juga: Cita Rasa Tiada Tanding, Teh Oplosan Khas Solo Banyak Diburu Pelancong

Advertisement

Hal unik lainnya adalah poci yang digunakan untuk menyeduh teh tidak pernah dicuci bersih di bagian dalamnya. Sisa teh di dalam poci biasanya dibuang begitu saja. Sementara bagian teh di dalamnya yang menjadi kerak ini dibiarkan, tidak dibilas bersih, karena dipercaya akan menambah cita rasa dan aroma teh. Bahkan ada kepercayaan bahwa semakin lama usia poci, maka cita rasa dan aroma teh yang diseduh akan lebih nikmat.

Teh khas Tegal ini dikenal dengan rasanya yang wagtel, yaitu akronim dari wangi, panas, legi (manis), dan kenthel (kental). Aroma wangi berasal dari campuran melati dari perkebunan di sekitar Tegal, Pemalang, dan Brebes, yang dicampur dalam daun teh sangrai.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif