Jateng
Selasa, 13 Desember 2022 - 20:23 WIB

Tekan Kasus DBD, Semarang Terapkan Metode Wolbachia di 2023

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menerapkan metode penggunaan nyamuk Wolbachia sebagai upaya menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai tahun 2023 nanti.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M. Abdul Hakam, mengatakan Kota Semarang akan menjadi pilot project atau proyek percontohan kedua setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam penggunaan bakter Wolbachia untuk melawan nyamuk demam berdarah atau Aedes aegypty.

Advertisement

Proyek tersebut akan dimulai pada tahun 2023 nanti. Saat ini, DKK Semarang masih melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penerapan metode Wolbachia, terutama di daerah-daerah dengan kasus DBD tinggi. Metode ini diterapkan dengan cara mengembangbiakkan nyamuk ber-wolbachia di daerah yang kasus DBD tinggi.

“Tahun ini kami maksimalkan sosialisasi, harapannya tahun 2023 ketika pelaksanaannya. Seluruh komponen bisa bersinergi untuk mengembangbiakkan nyamuk Wolbachia ini di masyarakat,” kata Hakam, Selasa (13/12/2022).

Setidaknya ada tiga kecamatan di Kota Semarang dengan kasus DBD tinggi, yakni Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Ngaliyan. Ketiga kecamatan ini akan menjadi fokus dalam penerapan metode Wolbachia ini.

Advertisement

Baca juga: Penyelewengan BBM Subsidi di Semarang Diungkap, 44,2 Kiloliter Solar Disita

Kasus DBD di Kota Semarang saat ini telah mencapai 5.148, sedangkan DSS (dengue shock syndrome) mencapai 809 kasus. Dikatakan Hakam, kasus meninggal akibat DBD sudah mencapai 32 kasus, dan 52 persen kasus kematian akibat DBD terjadi pada laki-laki.

Hakam pun meminta dukungan seluruh masyarakat di Kota Semarang demi keberhasilan penerapan metode Wolbachia ini. “Jika dalam satu ember ada telur 200 kalau bisa memaksimalkan 200 bisa hidup, maka akan lebih bagus. Jadi selama enam bulan angka kepadatan nyamuk akan tinggi. Meskipun, parameter 50 persen hidup itu dinyatakan berhasil, tapi kalau bisa lebih dari itu setiap dua pekan, tentu lebih baik,” jelasnya.

Advertisement

Hasil pembiakkan nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia nanti akan disebar, sehingga akan terjadi perkawinan silang antara nyamuk yang membawa virus DBD biak dan nyamuk ber-wolbachia.

Baca juga: Masjid Salaman Magelang Dirusak, Pelaku Ditetapkan Tersangka Meski Diduga ODGJ

“Harapan kami setiap pekan ada delapan juta telur dan nanti akan didistribusikan ke setiap kelurahan terutama di angka DB yang tinggi. Sehingga outcome bisa memutus rantai dan mengendalikan kasus demam berdarah di kelurahan yang tinggi,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif