SOLOPOS.COM - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (JIBI/Solopos/Antara/Virna Puspa Setyorini)

Teknologi Nuklir Indonesia akan diperkenalkan ke publik melalui reaktor edukasi.

Kanalsemarang.com, KUDUS — Di tengah pro dan kontra pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan rencana pemerintah mengembangkan model baru PLTN yang bermanfaat pula untuk kepentingan pendidikan teknologi Nuklir Indonesia.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Model baru PLTN itu, menurut M. Nasir merupakan salah satu langkah mengedukasi masyarakat terkait dengan teknologi Nuklir Indonesia tersebut. “PLTN untuk kepentingan pendidikan tersebut akan dibangun di Serpong,” ujarnya usai menghadiri acara buka bersama di Masjid Universitas Muria Kudus di Kudus, Minggu (5/6/2015).

Reaktor nuklir untuk edukasi teknologi Nuklir Indonesia itu, kata dia, sebagai salah satu upaya untuk pembelajaran masyarakat bahwa tenaga nuklir itu tidak berbahaya, sebaliknya cukup efisien dan aman. Selama ini, diakuinya penolakan masyarakat terhadap PLTN masih tinggi sehingga perlu upaya edukasi.

Tiga Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir di Tanah Air, kata dia, berjumlah tiga unit sebagai salah satu bukti pengalaman bangsa dalam mengelola reaktor nuklir selama 50-an tahun. Satu reaktor nuklir, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk riset teknologi pangan maupun kesehatan.

“Sekarang ini reaktor yang ada menghasilkan energi, seperti di Serpong bisa menghasilkan 33 mega [volt ampere], Bandung 2 mega [volt ampere], dan Yogyakarta 250 kva,” ujarnya.
Hanya saja, kata dia, energi listrik yang dihasilkan untuk kalangan sekitar dan belum dikomersialkan karena dimanfaatkan untuk edukasi masyarakat.

Edukasi Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir yang menghasilkan energi listrik yang akan dijadikan edukasi, kata dia, dipusatkan di Serpong yang juga dipakai untuk bidang kesehatan maupun pangan. “Sekarang pemerintah hendak membangun reaktor baru untuk energi, yang ditargetkan selesai tahun 2019,” ujarnya.

Apalagi, imbuh dia, material untuk membangun reaktor nuklir tersebut tersedia di Indonesia, sehingga ketika terpasang sudah tidak akan mengonsumsi bahan bakar lagi. Selanjutnya, kata dia, hasil riset tersebut akan diperkenalkan kepada masyarakat untuk mengetahui apakah mereka menerima atau tetap menolak.

“Jika menerima baru kami kembangkan. Akan tetapi riset sudah dilakukan supaya masyarakat mengetahui,” ujarnya.

Undang Warga Jepara
Nantinya, sambung Nasir, akan dibuatkan kepariwisataan yang berbasis pada elektronik, dan terakhir ditunjukkan kepada masyarakat semua penerangan dan energi yang digunakan dari eenrgi nuklir sehingga masyarakat meyakini bahwa pemanfaatan energi nuklir sebagai hal yang aman.

Warga Kabupaten Jepara yang sebelumnya pernah melakukan penolakan atas rencana pembangunan PLTN di Semenanjung Muria, katanya, juga akan diundang untuk mendapatkan edukasi soal manfaat teknologi nuklir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya