Jateng
Jumat, 28 Agustus 2015 - 01:50 WIB

TEKNOLOGI PERTANIAN : Uji Coba Metode Tanam Hazton Terus Dipantau

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Teknologi pertanian metode tanam Hazton diterapkan di Banyumas.

Kanalsemarang.com, BANYUMAS-Kementerian Pertanian memantau uji coba metode tanam Hazton pada tanaman padi di beberapa daerah, kata Kepala Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering Direktorat Budidaya Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Syafruddin RB.

Advertisement

“Tidak semua metode bisa diterapkan di Indonesia karena masing-masing berbeda, agroklimatnya berbeda, iklimnya juga berbeda. Ini kan masih uji coba,” katanya di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2015).

Syaffrudin mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan panen perdana padi yang menggunakan metode tanam Hazton.

Advertisement

Syaffrudin mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan panen perdana padi yang menggunakan metode tanam Hazton.

Oleh karena itu, dia mengaku sengaja datang ke beberapa daerah yang melakukan uji coba metode tanam Hazton guna mengetahui hasil panennya sebelum metode tersebut diterapkan secara nasional.

Menurut dia, data hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton di beberapa daerah itu nantinya akan dibandingkan untuk mengetahui apakah metode tersebut bagus atau tidak.

Advertisement

Ia mengatakan pihaknya masih mencari penyebab turunnya produksi padi tersebut.

“Apakah karena SOP-nya (standart operational procedure] karena ini teknologi baru, penyuluhnya juga harus intensif. Ada titik-titik kritisnya, bibitnya bibit tua, kalau kita menganjurkan bibit muda, 21 hari sudah tanam, kalau itu sampai 30 hari,” katanya.

Kendati demikian, dia mengakui di daerah asal metode tanam Hazton, yakni Kalimantan Barat dapat menghasilkan gabah kering giling (GKG) hingga 15 ton per hektare.

Advertisement

Menurut dia, metode tanam Hazton sebenarnya dapat menjadi alternatif selain metode pengelolaan tanam terpadu (PTT) dan SRI (System of Rice Intensification).

Akan tetapi, kata dia, metode Hazton harus dikaji karena merupakan teknologi baru sehingga tidak menutup kemungkinan tidak cocok di Banyumas dan lebih cocok di daerah asalnya, Kalimantan Barat, karena metode tanam harus disesuaikan dengan spesifikasi lokasi.

“Jangan disamaratakan, Indonesia kan berbeda-beda iklimnya. Makanya ini dalam tahap uji coba,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif