SOLOPOS.COM - Penjabat Wali Kota Salatiga Sineong N Rachmadi saat melihat koleksi Taman Wisata Sejarah Salatiga Sabtu (14/1/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), meresmikan Taman Wisata Sejarah Salatiga atau TWWS yang terletak di Nogosari, Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo, Sabtu (14/1/2023). Pembangunan taman seluas 3,5 hektare itu menelan biaya mencapai Rp4,8 miliar.

Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi, yang hadir dalam acara persemian itu mengatakan keberadaan taman wisata itu harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karenanya, perlu pelibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan taman yang juga dikenal dengan nama Taman Wisesa tersebut.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Pelibatan masyarakat sekitar di Nogosari, terutama Bugel dan sekitarnya penting. Itu yang harus diakomodasi atau peran yang bisa kita akses sebagai kesempatan dibandingkan yang lain,” ujar Sinoeng kepada Solopos.com, Sabtu.

Selain itu juga akan ada event yang akan digelar di TWSS atau Taman Wisesa sebagai daya tarik wisatawan yang datang berkunjung. Sementara itu, perawatan taman juga menjadi krusial, sehingga ke depan taman itu perlu dilelang untuk diinvestasikan.

“Kami akan tawarkan dalam lelang terbuka, yakni open bidding, siapa yang mau mengelola,” ujarnya.

Sinoeng menilai jika TWWS atau Taman Wisata Sejarah Salatiga dikelola Pemkot Salatiga akan menjadi kurang optimal atau produktif. Oleh karenanya, ia pun berencana melelang pengelolaan taman itu secara terbuka dengan sistem kontrak.

“Nanti kami lelang terbuka dengan kontrak lima tahun hingga 10 tahun. Kami perbarui. Tapi apa yang anda bisa kontribusikan lima tahun atau 10 tahun itu, lalu di depan kita kontribusikan untuk PAD,” jelasnya.

Sehingga kata Sinoeng pengelolaan dan perawatan termasuk pemanfaatan adanya event bukan ke Pemkot Salatigaa. Tetapi langsung kepada pengelola tersebut.

“Dalam hal ini akan menjadi satu pembuka pengelolaan yang lebih profesional,” imbuh Sinoeng.

Pelibatan berbagai elemen masyarakat harus selalu digandeng untuk bekerja sama. Salah satunya adalah dengan melanjutkan bangunan wisata tersebut yang belum sepenuhnya rampung.

“Kemarin teman-teman dari Kementerian Pertahanan memberikan sinyal atau lampu hijau. Mereka berkomitmen membantu. Begitu juga dengan teman-teman dari Kemenparekraf [Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya