Solopos.com, SEMARANG — Masyarakat Kota Semarang yang tinggal di sekitar Sungai Beringin wajib waswas lebih lama sepanjang musim hujan ini. Hal itu menyusul kemungkinan besar proyek normalisasi Sungai Beringin Semarang yang molor atau mundur dari target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana, Muhammad Adek Rizaldi, mengatakan kemungkinan besar proyek normalisasi Sungai Beringin Semarang molor. Target proyek selesai pada awal November dipastikan tidak akan tercapai.
“Proyek dipastikan molor dari target yang seharusnya awal November,” kata Adek di Balai Kota Semarang, Senin (24/10/2022).
Normalisasi Sungai Beringin di Semarang itu masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Mundurnya penyelesaian proyek ini disebut Adek lantaran pembebasan lahan yang hingga saat ini belum kunjung usai.
Normalisasi Sungai Beringin di Semarang itu masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Mundurnya penyelesaian proyek ini disebut Adek lantaran pembebasan lahan yang hingga saat ini belum kunjung usai.
Saat ini progres proyek normalisasi sudah mencapai 80 persen. Target awal yang direncanakan seharusnya normalisasi selesai pada awal bulan November 2022.
Baca juga: Dua Alat EWS di Sungai Beringin Semarang Dimatikan, Warga Diminta Waspada
Normalisasi ini juga dikatakan Adek akan melibatkan PT KAI. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT KAI serta pemerintah pusat untuk melakukan peninggian jembatan jalur kereta api dan jalan yang ada di sekitar proyek normalisasi Sungai Beringin Semarang.
“Elevasi permukaan air laut dan sedimentasi sungai ditambah abrasi menjadikan per tahun muka tanah di pesisir Kota Semarang turun tujuh sentimeter. Maka jalan dan jembatan harus ditinggikan,” sambung Adek.
”Kami telah koordinasi hal tersebut, termasuk peninggian jembatan yang merupakan aset PT KAI maupun PPK Jalan Nasional,” ungkapnya.
Baca juga: PT KAI Waspadai Titik Rawan Banjir dan Longsor di Jalur KA Jateng
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan Pemkot Semarang akan memberikan harga lahan yang terdampak proyek normalisasi Sungai Beringin sesaui dengan ketentuan. Penetapan harga itu juga dipastikan tidak akan merugikan masyarakat.
Iswar mengakui, selama ini kendala yang dihadapi karena lahan yang belum dibebaskan akibat tidak adanya kecocokan harga dari masyarakat.
“Tentunya harga yang tidak akan merugikan masyarakat, karena Pemkot Semarang memberikan harga sesuai yang diberikan oleh BPN dengan harga yang lebih tinggi,” tutur Iswar.
Proyek normalisasi Sungai Beringin di Kota Semarang menjadi sangat mendesak. Hal ini menyusul ancaman banjir yang kerap melanda wilayah di sekitar Sungai Beringin seperti Kelurahan Mangkang Wetan dan Wonosari.
Seperti yang terjadi beberapa pekan lalu, air Sungai Beringin yang meluap akibat diguyur hujan deras membuat permukiman warga di Mangkang Wetan dan Wonosari tergenang banjir. Proyek normalisasi ini diyakini mampu menjadi solusi banjir yang disebabkan air limpasan dari sungai tersebut.