Jateng
Kamis, 9 Februari 2023 - 13:20 WIB

Terjadi Penurunan Tanah, Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Ditinggikan 2,1 Meter

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tengah mengerjakan peninggian dermaga. (Solopos.com/Dok. Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk kesekian kalinya meninggikan fondasi dermaga. Peninggian sebagai upaya menyiasati penurunan muka tanah atau land subsidence yang terjadi semakin masif di Semarang tersebut bahkan diklaim awet hingga 15 tahun mendatang.

Deputi Manajer Umum dan Humas Pelindo Sub Regional Jawa, Rendy Fendi, mengatakan proses peninggian dermaga dikerjakan di sebelah gedung terminal penumpang kapal. Dermaga yang sedang dalam proses peninggian ini luasannya mencapai 38 meter serta total panjangnya 300 meter.

Advertisement

“Dermaga ini ditinggikan 2,1 meter karena ada penurunan tanah 10 sentimeter per tahun,” kata Rendy, Kamis (9/2/2023).

Jika peninggian telah usai, dermaga tersebut akan difungsikan untuk kegiatan multipurpose. Kendati demikian, rencana kegiatan tersebut masih perlu tindakan lebih jauh.

“Kami masih lakukan pelebaran lagi sampai 6-7 meter,” kata Rendy.

Advertisement

Mengenai target penyelesaian, Rendy menegaskan akan dirampungkan tahun ini. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk proses peningkatan fasilitas di pelabuhan akan dikerjakan sampai 2027 mendatang.

Diberitakan sebelumnya, bencana banjir yang melanda Kota Semarang disebut layaknya penyakit komplikasi. Sebab, tak hanya permasalahan dari segi perubahan tata ruang tanpa mengindahkan fungsi lahan, namun banyak hal lain yang belum diperhatikan.

“Semisal tata ruang tetap dilanggar, mau seberapa banyak pompa yang dibutuhkan untuk mengatasi banjir?” kata Profesor Ilmu Kependudukan dan Lingkungan, Saratri Wilonoyudho.

Advertisement

Selain dari segi perubahan tata ruang, penurunan muka tanah juga disebut turut menjadi penyebabnya. Kendati demikian, ia tak merinci angka penurunan setiap tahunnya.

Hanya hal itu berimbas air laut naik ke daratan sehingga air sungai yang seharusnya mengalir ke laut kembali ke daratan.

“Apalagi benteng mangrove di pesisir kini terus tergerus oleh proyek pembangunan. Pemkot Semarang perlu melakukan evaluasi bangunan bisnis di kota Semarang. Mana saja yang menguras air tanah yang membuat kondisi penurunan muka tanah kian parah,” kata Dosen Fakultas Teknik di Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif