SOLOPOS.COM - Dukun pengganda uang bernama Slamet Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Solopos.com-Dok Polres Banjarnegara).

Solopos.com, SEMARANG – Fakta demi fakta kasus pembunuhan berencana berkedok dukun pengganda uang yang dilakukan Slamet Tohari alias Mbah Slamet, 45, warga Desa Balun RT 017 RW 004, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), mulai terkuak. Pelaku ternyata membunuh seluruh korbannya dengan cara memberikan minuman beracun, atau mengandung potas di rumaahnya.

Hal itu diungkapkan Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi, saat menggelar jumpa pers pengungkapan kasus dukun pengganda uang Banjarnegara di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023). Ia mengatakan Slamet meracuni korban dengan minuman saat berada di kediamanya.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Pengakuan tersangka bahwa dia memberikan minuman dengan campur potasium,” kata Irjen Pol Luthfi.

Kapolda juga menambahkan di setiap lubang tempat penemuan mayat korban Mbah Slamet, petugas juga menemukan bekas botol air mineral. Dari pemeriksaan didapati fakta bahwa 12 korban meninggal dunia akibat lemas tanpa disertai luka dari aksi kekerasan.

“Mereka telah mati lemas dari pemeriksaan. Tidak ada unsur kekerasan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Slamet disebut telah merencanakan pembunuhan dengan mengelabuhi korban agar tertarik meminum air yang telah dicampur racun yang disuguhkannya. Agar korban bersedia minum air itu, Slamet pun mengajak korban ke rumahnya.

“Akhirnya pakai modus operasi seperti itu [mengajak ke rumah terus diberi racun]. Dia [korban] diundang, diajak ke rumahnya [tersangkaa]. Dikasih minuman, janjinya apabila kuat [menghabiskan minuman], uang bisa dilipatgandakan. Padahal, pas diminum korbannya mati lemas. Nantinya dari pengakuan tersangka akan kami cocokan dengan pemeriksaan laboratorium,” jelas Kapolda Jateng.

Diberitakan sebelumnya, sebagian identitas korban pembunuhan berencana yang dilakukan seorang dukun pengganda ungan bernama Slamet Tohari di Banjarnegara telah berhasil diidentifikasi. Dari jumlah korban 12 orang ada 10 yang telah selesai diidentifikasi, dan terdapat satu mayat berhasil teridentifikasi sedangkan sembilan mayat lainnya belum diidentifikasi.

“Perinciannya ada satu mayat yang sudah diidentifikasi atas nama Paryanto. Dan sembilan mayat belum teridentifikasi. Dari sembilan itu, ada enam laki-laki, tiga perempuan. Rata-rata umurnya [mayat laki-laki] 40-50 tahun dan tiga perempuan usianya ada yang 25 tahun dan 35 tahun,” ungkap Kapolda Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya