SOLOPOS.COM - Jalan perkampung di depan rumah terduga teroris yang ditembak mati di Tuban di Jl. Taman Karonsih II No. 1130 RT 005/RW 004, Kelurahan Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, tampak lengang, Minggu (9/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Teroris, salah satu terduganya yang ditembak mati di Tuban, merupakan warga asli Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Salah satu terduga teroris yang ditembak mati di Tuban, Jawa Timur (Jatim), Satria Aditama, 18, ternyata tinggal di lingkungan yang agamis dan toleran di Jl. Taman Karonsih II No. 1130 RT 005/RW 004, Kelurahan Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Informasi yang diperoleh Semarangpos.com, Minggu (9/4/2017), kampung tempat tinggal terduga teroris di Semarang itu bahkan pernah ditunjuk mewakili Kelurahan Ngaliyan untuk mengikuti Lomba Kampung Hebat Kota Semarang pada kategori Kampung Agamis dan Toleran.

Hal itu jelas berbeda dengan sifat Satria yang hidupnya harus berakhir di timah panas aparat polisi di Tuban karena terlibat jaringan teroris. Padahal, selama ini anggota teroris dikenal sebagai sosok yang tidak menjunjung sifat-sifat toleransi atau tidak menghargai antarsesama, khususnya pemeluk agama lain.

“Benar, kampung ini memang pernah ditunjuk untuk mewakili Kelurahan Ngaliyan mengikuti Lomba Kampung Hebat Kota Semarang sebagai Kampung Agamis dan Toleran. Hal itu dikarenakan penduduk di sini guyub dan saling menjaga toleransi antarumat beragama,” beber Ketua RT 005/RW 004 Ngaliyan, Candra Setya, 42, saat dijumpai Semarangpos.com, Minggu siang.

Candra memastikan, meski salah satu warganya terlibat jaringan teroris, hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan kampung yang ditempati.

“Selama ini korban juga tidak pernah menggelar aktivitas yang mencurigakan di kampung ini. Saya jamin itu. Begitu juga dengan warga yang lain,” beber Candra.

Candra mengaku selama ini juga tidak terlalu mengenal warganya yang menjadi terduga teroris di Tuban itu. Putra bungsu pasangan almarhum Wagito dan Cici itu selama ini dikenal ramah dan mudah bergaul dengan tetangga sekitar.

“Ia memang pendiam, tapi setahu saya anaknya baik dan mudah bersosialisasi,” beber Candra.

Senada juga diungkapkan salah satu tetangga korban, Ranis Agung Dwi Putra. Pria yang tinggal di depan rumah keluarga terduga teroris di Semarang itu menyebutkan bahwa Satria selama ini tidak pernah menunjukkan sikap intoleran.

“Ia juga sempat aktif dalam kegiatan karang taruna di kampung. Makanya, kami juga heran kenapa dia bisa terlibat kelompok [teroris] seperti itu hingga mati ditembak polisi,” beber Putra.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satria diduga menjadi salah satu terduga teroris yang ditembak mati aparat kepolisian dalam baku tembak di Tuban, Sabtu (8/4/2017). Identitas Satria berupa paspor ditemukan aparat polisi di dalam mobil Daihatsu Terios yang ditumpangi keenam terduga teroris itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya