Jateng
Rabu, 15 Maret 2023 - 16:37 WIB

Tiang Listrik Jadi Sarang Tawon Ndas, Warga Mranggen Demak Waswas

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampakan sarang tawon ndas berukuran besar di wilayah Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, DEMAK –– Tiang listrik di depan terminal lama Damri, Kecamatan Mranggen, Kabupaaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), menjadi tempat nyaaman bagi kumpulaan tawon ndas. Bahkan tempat itu menjadi sarang tawon ndas yang terlihat tergantung pada salah satu kabel tiang listrik.

Adanya sarang tawon ndas itu pun membuat warga yang melintas waswas. Mereka pun berharap dinas terkait segera turun tangan untuk menyingkirkan sarang tawon itu sebelum menimbulkan korban.

Advertisement

Warga setempat yang sehari-hari melintas di area itu, Koko Sitanggang, mengaku khawatir jika sewaktu-waktu sarang tawon di dekat terminal lama Damri, Mranggen, Demak, itu jatuh dan menimpa orang yang tengah melintas.

“Kalau saya perhatikan itu sarang tawon ndas. Berbahaya kalau sampai menyerang manusia. Sebenarnya saya juga baru tahu kemarin kalau di situ ada sarang tawon. Semoga segera ada tindakan dari dinas terkait,” jelas Kokok, Rabu (15/3/2023)

Menurut situs lipi.go.id, Selama kurun waktu 2017 hingga November 2019 terdapat 10 korban meninggal dunia dan lebih dari 250 korban dirawat di rumah sakit akibat sengatan tawon ndas yang memiliki nama latin vespa affinis.

Advertisement

Di Indonesia, jenis tawon terbagi dalam dua yaitu soliter dan sosial. Jenis soliter yaitu Eumeninae hidup sendiri, tidak ada fase pemeliharaan anak dan material sarang terbuat dari tanah atau lumpur. Sementara Polistinae , Stenogastrinae, dan Vespinae ynang masuk dalam tawon sosial hidup berkoloni, ada fase pemeliharaan anak dan material sarang dari tumbuhan (pulp).

Jenis Vespinae adalah tawon yang cenderung agresif dan berbahaya. Secara umum tawon merupakan satwa predator, meskipun tawon cenderung tidak agresif dan menyerang, kecuali diganggu atau merasa terganggu.

Peneliti tawon Pusat Penelitian Biologi, Hari Nugroho, menjelaskan kemungkinan penyebab outbreak populasi tawon di daerah permukiman disebabkan hilangnya habitat alami tawon imbas pengalihan tata guna lahan, berkurangnya musuh alami atau predator tawon, perubahan iklim global dan faktor sumber makanan. Tawon agresif di siang hari, hal ini dikarenakan suhu yang hangat berpengaruh terhadap metabolisme tubuh tawon. Berbeda dengan kondisi dingin dan gelap mereka cenderung pasif.

Advertisement

Hari menambahkan sengatan hanya dilakukan tawon betina dan berfungsi utama sebagai alat berburu mangsa sekaligus alat pertahanan diri terakhir terhadap gangguan atau ancaman.

Manajer PLN Kota Semarang, Elpis Sinambela, mengatakan pihaknya sudah mendengar adanya sarang tawon di kabel listrik yang ada di wilayah Kecamatan Mranggen, Demak itu.

“Nanti kami koordinasi dengan pihak terkait untuk sama-sama mengamankan. Kami bisa mengamankan listriknya selama pelaksanaan evakuasinya,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif