SOLOPOS.COM - Ilustrasi gundukan sampah di TPA Jatibarang, Kota Semarang, Jateng. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada sekitar 6 juta ton sampah yang disumbangkan masyarakat di provinsi tersebut setiap tahunnya. Sampah sebanyak itu merupakan jumlah yang masuk ke berbagai tempat pembuangan akhir (TPA) di 35 kabupaten/kota.

Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto, mengatakan 6 juta ton sampah itu terdiri dari sampah organik maupun anorganik. “Per tahun itu 6 juta ton sampah yang diproduksi masyarakat. Ada organik, anorganik, termasuk plastik juga,” ujar Widi kepada wartawan di Semarang, Senin (4/3/2024).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Widi mengaku pihaknya telah memberikan perhatian serius terhadap pengurangan dan pengelolaan sampah organik maupun anorganik. Hal itu dikarenakan kedua jenis sampah itu bisa berdampak buruk pada masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.

“Anorganik kalau tidak dikelola itu berbahaya, organik itu juga sama kalau tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan dampak kesehatan seperti gas rumah kaca,” jelasnya.

Salah satu upaya yang saat ini tengah digencarkan DLHK Jateng dalam pengelolaan sampah secara mandiri adalah dengan menggagas desa mandiri sampah. Hal itu diyakini mampu mengurangi produksi sampah rumah tangga.

Widi menyebut hingga saat ini sudah ada 48 desa mandiri sampah. Rencana, jumlah tersebut akan bertambah sepanjang tahun 2024 ini.

“Dengan program itu harapannya sampah tidak sampai dibuang ke TPA. Jadi satu desa bisa mengelola sampah dari warganya sendiri,” imbuh Kepala DLHK Jateng.

Widi menilai sejauh ini kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap sampah sudah cukup baik dengan munculnya bank sampah di desa-desa. Apalagi, mengatasi persoalan sampah memang dibutuhkan peran serta masyarakat.

DLHK Jateng mendorong bank sampah di setiap desa diperbanyak. Hal itu supaya sampah yang dihasilkan masyarakat bisa berkurang dan dikelola menjadi produk bernilai jual. “Pengelolaan sampah tidak bisa semua oleh pemerintah, pasti ada keterbatasan. Sehingga yang paling penting adalah peran serta masyarakat bersama-sama melakukan pengelolaan sampah semampu kita,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya