Jateng
Kamis, 1 Desember 2022 - 22:58 WIB

Tinggi! Angka Kematian Bayi di Jateng Capai 3.031 Kasus

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) mencatat hingga kuartal III tahun 2022 terdapat 3.031 angka kematian bayi (AKB) di wilayahnya. Dari 35 kabupaten/kota yang ada, Brebes menjadi daerah tertinggi dalam kasus kematian bayi mencapai 191 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesma) Dinkes Jateng, Yuni Rahayuningtyas, mengatakan banyak faktor yang membuat Kabupaten Brebes menjadi penyumbang AKB terbanyak. Pasalnya, daerah itu memiliki luas yang besar dan jumlah penduduk banyak serta masuk dalam kategori daerah miskin di Jateng.

Advertisement

“Selain Brebes, Grobokan mencapai 186 kasus. Kemudian Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Angka itu didapat dari hasil laporan rutin hingga triwulan kemarin,” jelasnya, Kamis (1/12/2022).

Yuni mengatakan risiko kematian bayi lebih tinggi daripada kematian ibu. Oleh karenanya, jika di bandingkan dengan angka kematian ibu (AKI) di Jateng, angka kematian bayi (AKB) jauh lebih tinggi.

Advertisement

Yuni mengatakan risiko kematian bayi lebih tinggi daripada kematian ibu. Oleh karenanya, jika di bandingkan dengan angka kematian ibu (AKI) di Jateng, angka kematian bayi (AKB) jauh lebih tinggi.

“Risiko kematian tinggi bayi [daripada ibu]. Untuk AKI, hingga triwulan ketiga tercatat 355 kasus. Terbanyak juga sama [Brebes],” jelasnya.

Baca juga: Yang Hilang Kembali Mengancam, KLB Polio Setelah 8 Tahun Bebas Polio

Advertisement

“Kalau ini [persalinan dan nifas] terlewatkan dengan baik, insyaallah selamat, kemudian bisa sehat,” jelasnya.

Yuni pun mengaku berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Salah satunya melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Baca juga: Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Siap Layani Impor Produk Holtikultura

Advertisement

“Di program itu, kita melakukan pengawalan dari hulu hingga hilir. Mulai dari pengawalan persiapan ibu hamil sampai melahirkan, termasuk fase nifas, kemudian peningkatan pelayanan kesehatan hingga melibatkan setiap lapisan masyarakat untuk edukasi secara merata. Pelayanan kesehatan di Jateng sangat siap melakukan jemput bola bila ada yang kesulitan,” beber dia.

Yuni mengeklaim akses kesehatan bagi masyarakat untuk mendapat layanan kesehatan di Jateng juga sudah cukup terjangkau. Bahkan, tiap hari ia mengintruksikan kepada Dinkes di tiap kabupaten/kota untuk terus meningkatkan akses pelayanan kesehatan.

“Semakin hari semakin baik [pelayanan kesehatan]. Strategi kita meningkatkan akses layanan. Kemudian kualitas dan pemberdayaan kelola prasarana. Akses ini, bermaksud mendekatkan kepada masyarakat,” urainya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif