Jateng
Rabu, 1 Juni 2022 - 19:11 WIB

Tingkatkan Literasi, AMSI Ajak Insan Pendidikan Perangi Hoaks di Sekolah

Bc  /  Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye anti-berita hoaks. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) terus berupaya memerangi penyebaran hoaks atau informasi palsu di Indonesia dengan berbagai kampanye literasi.

Salah satunya adalah Diskusi Terfokus (FGD) Kurikulum Cek Fakta dan Literasi Berita di Sekolah yang akan digelar di Patra Convention Hotel Semarang pada Kamis-Jumat (2-3/6/2022).

Advertisement

Bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) yang tergabung dalam Cekfakta.com, diskusi akan melibatkan pihak-pihak yang bergerak di bidang pendidikan, mulai dari pengampu kebijakan, guru, pengawas sekolah, hingga praktisi pendidikan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Ketua AMSI Jawa Tengah Nur Kholis mengungkapkan peredaran hoaks di Indonesia memang semakin merajalela. Tidak hanya berbentuk teks, informasi palsu yang banyak beredar di berbagai platform digital seperti media sosial dan grup pesan instan ini juga berbentuk video.

Advertisement

Ketua AMSI Jawa Tengah Nur Kholis mengungkapkan peredaran hoaks di Indonesia memang semakin merajalela. Tidak hanya berbentuk teks, informasi palsu yang banyak beredar di berbagai platform digital seperti media sosial dan grup pesan instan ini juga berbentuk video.

“Tentu saja hal ini tidak bisa terus diabaikan. Selain berdampak pada kualitas informasi publik, hoaks juga akan memengaruhi pola pikir masyarakat,” ungkap Nur Kholis di kediamannya di Semarang, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga: Usia 5 Tahun, AMSI Bangun Ekosistem Media Digital Sehat Berkelanjutan

Advertisement

Pada survei Tirto yang lain, sebanyak 41,01 persen responden juga mengaku pernah membagikan informasi palsu dari satu grup WhatsApp ke grup lainnya.

Nur Kholis mengatakan kecenderungan membagikan informasi palsu itu dilakukan hampir semua kelompok usia responden survei. Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok usia satu dengan kelompok usia lainnya.

“Itulah kenapa kami [AMSI], AJI, dan komunitas pemeriksa fakta Mafindo yang berkolaborasi dalam Cek Fakta aktif mengampanyekan upaya melawan hoaks ini dalam beberapa tahun terakhir,” akunya.

Advertisement

Dia menambahkan kampanye tersebut dilakukan dengan memberikan pengenalan bentuk informasi palsu, news literacy atau pemahaman bagaimana media bekerja, serta pengetahuan pentingnya pemahaman dua hal tersebut di ranah komunitas kunci.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital Agar Anak Jadi Sehat dan Tangguh

“Kami memandang perlunya kampanye yang lebih masif di lingkungan pendidikan, khususnya sekolah. Sangat penting memberi pemahaman dis/ misinformasi pada anak-anak sejak dini, agar mereka terbiasa berpikir kritis saat mendapatkan suatu informasi tertentu,” tegas Nur Kholis.

Advertisement

FGD Kurikulum Cek Fakta dan Literasi Berita di Sekolah rencana akan menghadirkan 15 partisipan dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang terdiri atas dosen dan pengamat pendidikan, guru dan pengawas sekolah, anggota DPRD dan dinas pendidikan, serta elemen masyarakat lain yang peduli akan pendidikan di Indonesia.

“Dalam FGD, para pihak yang bergerak di bidang pendidikan ini akan menjadi aktor penting untuk mendiskusikan peluang dan langkah yang perlu dilakukan agar Kurikulum Cek Fakta dan News Literacy dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif