Solopos.com, SEMARANG — Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengeklaim program Hyperlocal turut mendorong pertumbuhan ekonomi di sejumlah kota besar di Jawa. Bahkan, menurut riset yang dilakukan Tokopedia dan Indef, kota-kota dengan inisiatif Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan kota-kota tanpa penerapan Hyperlocal.
Dari sejumlah kota yang menerapkan Hyperlocal itu, Tokopedia dan Indef mencatat pertumbuhan ekonomi cukup baik dari 2020 hingga 2021, seperti Semarang yang mengalami pertumbuhan 5,16 persen, Yogyakarta 5,09 persen, dan Surabaya 4,29 persen.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Daerah Tokopedia, Emmiryzan, mengatakan inisiatif Hyperlocal lahir sejak 2020 dengan tujuan untuk tumbuh bersama dan memajukan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Upaya ini menjadi komitmen Tokopedia dalam memberikan kemudahan bagi penjual dan pembeli di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan harian.
“Selain itu, riset Tokopedia dan Indef juga menunjukkan kota-kota dengan inisiatif Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah sebesar 0,14 persen dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal. Seperti Semarang [-0,087], Medan [-0,087], dan Surabaya [-0,587] menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah adanya program Hyperlocal,” ujar Emmiryzan seusai acara Inisiatif Hyperlocal: Kontribusi Tokopedia untuk Geliat UMKM Nasional di Semarang, Selasa (16/5/2023).
Bisnis UMKM
Mengusung teknologi geo-tagging, terang Emmiryzan, inisiatif Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual hingga membantu meningkatkan terpaparnya bisnis UMKM lokal tanpa perlu ke kota besar untuk dapat menjangkau pasar lebih luas. Berbagai kampanye dihadirkan sebagai bentuk manifestasi dari inisiatif Hyperlocal, seperti Kumpulan Toko Pilihan (KTP), Waktu Indonesia Belanja (WIB), hingga layanan gudang pintar Dilayani Tokopedia.
“Peningkatan transaksi KTP tertinggi pada periode kuartal 1 tahun 2023 dibandingkan kuartal 1 tahun 2022 terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, antara lain Blora, Jepara, Brebes, Batang, dan Pemalang. Sedangkan beberapa kecamatan di Kota Semarang yang mengalami peningkatan transaksi KTP adalah Banyumanik, Tembalang, Semarang Tengah, Genuk, dan Gunungpati,” jelasnya.
Secara terperinci, peningkatan transaksi kampanye WIB tertinggi pada kuartal 1 tahun 2023 dibandingkan kuartal 1 tahun 2022 yang terjadi di Jateng antara lain di Salatiga, Kota Magelang, Kota Semarang, Solo, dan Kabupaten Semarang. Sedangkan kecamatan di Kota Semarang yang mengalami peningkatan transaksi WIB pada periode sama, yakni Tugu, Banyumanik, Semarang Tengah, dan Tembalang.
Pelaku usaha Panna Coffe asal Semarang, Fritz Januar Ajie, mengaku produk jualanya berupa roasted bean dengan memberdayakan kelompok petani lokal asal Aceh, Jambi, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Toraja, Flores, dan Papua, ikut merasakan dampak positif mengikuti kampanye WIB setiap bulannya.
“Kampanye WIB sangat membantu meningkatkan brand exposure dan produk kami kepada konsumen baru. Jika dilihat dari sisi penjualan, dalam satu hari Panna Coffee bisa menerima sekitar 20 pesanan. Sedangkan dalam 1 bulan kami bisa mendapat omzet ratusan juta hanya dari Tokopedia. Berbagai kampanye Tokopedia yang kami ikuti, seperti WIB, KTP, hingga fitur Bebas Ongkir, Flash Sale dan TopAds efektif meningkatkan pelanggan baru dari Tokopedia,” ucap Fritz.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
