SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan jalan (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Tol Batang-Semarang yang ditolak pembangunannya oleh warga terdampak membuat 431 aparat gabungan diterjunkan.

Semarangpos.com, KENDAL – Eksekusi lahan proyek pembangunan tol Semarang–Batang di Desa Wungurejo dan Desa Tejorejo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (9/5/2017), diwarnai aksi penolakan oleh sejumlah warga. Sejumlah warga itu menolak lahan mereka dieksekusi karena ganti rugi yang dibayarkan dianggap terlalu rendah.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Sebanyak 431 aparat gabungan dari Kodim 0715 Kendal, Polres Kendal, BKO Dalmas Polda Jateng, Dalmas Polres Batang, dan Sat Pol PP Kabupaten Kendal diterjukan demi mengamankan jalannya eksekusi lahan proyek pembangunan tol Batang-Semarang tersebut. Pengamana tersebut dipimpin Kabag Ops Polres Kendal Kompol Supraptoyo.

Dikutip dari Tribratanews.polri.go.id, Supraptoyo mengimbau kepada aparat untuk tak melakukan tindakan kekerasan saat mengamankan proses eksekusi tersebut. Ia juga meminta aparat yang diterjunkan untuk melakukan tindakan yang manusiawi jika ada konflik yang harus segera diselesaikan.

Sementara itu, eksekusi lahan proyek pembangunan tol Batang-Semarang itu juga menjadi bahan perbincangan di media sosial Facebook oleh netizen di Kendal. Mereka menganggap aksi penolakan oleh warga itu wajar dilakukan karena ganti rugi yang diberikan kepada pemilik lahan di Desa Wungurejo dan Desa Tejorejo itu tergolong paling rendah dibanding lahan di desa lain yang terdampak proyek tersebut.

Tanpa dasar yang jelas, kebanyakan netizen di grup Facebook Liputan Kendal Terkini menuding para kepala desa tak becus dalam mengayomi warganya dan seakan membiarkan lahan milik warga itu dibayar dengan harga rendah demi pembangunan tol Batang-Semarang. “Desa Wungurejo ki lurahe wes mangan duwet ndisik dadi gak wani mbelo rakyate lurr malah nyengsoroke rakyatee nyatane mau wae gk wani teko ng tkpp,” tulis pengguna akun Facebook Pujii Ess.

Rame2 lengserke lurahe sing rak pro rkyat. Mesake rakyate,” tulis pengguna aku Facebook Jhony Andrean.

Dari video yang diunggah pengguna akun Facebook Ranandika Abazz di dinding grup Facebook tersebut, terlihat beberapa alat berat diadang sejumlah warga yang menolak eksekusi. Meski sempat ditolak dan diadang sejumlah warga, proses eksekusi tetap berjalan. Beberapa alat beberapa pun lantas melindas tanaman yang mnasih berdiri di lahan itu demi segera memulai proyek pembangunan tol Batang-Semarang di kawasan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya