Jateng
Rabu, 23 Maret 2016 - 13:50 WIB

TOL SEMARANG-SALATIGA : Proyek Tol Bawen-Salatiga Terhambat, Trans Marga Jateng Yakin Penuhi Target Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah alat berat dioperasikan di proyek pembangunan Jalan Tol Bawen-Salatiga di Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (22/3/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Tol Semarang-Salatiga pembangunannya terhambat menyusul blokade yang dilakukan warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, dengan memasang patok.

Semarangpos.com, SALATIGA – Trans Marga Jateng (TMJ) selaku perusahaan pelaksana pengelolaan Jalan Tol Semarang-Solo tetap optimistis bisa menyelesaikan proyek ruas jalan sesi III, yakni jalan tol Bawen-Salatiga, secara tepat waktu sesuai dengan yang ditargetkan Presiden Joko Widodo, sebelum Lebaran mendatang. Bahkan meskipun saat ini kepingan proyek Jalan Tol Trans Jawa itu tengah mengalami hambatan menyusul pemasangan patok yang dilakukan warga Dusun Kalangan dan Tlogosari, Desa Sukoharjo.

Advertisement

Pemasangan patok di lokasi proyek sesi III ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang menghubungkan wilayah Bawen-Salatiga itu dilakukan warga sejak pertengahan Januari 2016 lalu. Dengan adanya aksi warga itu, proyek pembangunan jalan tol itu pun terhenti.

Perwakilan Trans Marga Jateng, Rahadi, mengaku jika tidak adanya aksi warga itu, seharusnya proyek jalan tol Semarang-Solo sesi III Bawen-Salatiga itu sudah mencapai progres hingga 99,7%. Namun, dengan adanya aksi massa itu, pembangunan proyek itu pun baru terealisasi sekitar 22,6%.

“Oleh karenanya kami berharap permasalahan ini bisa segera diselesaikan. Salah satunya dengan mediasi yang dilakukan dengan warga yang difasilitasi pihak Polres Semarang. Jika dalam mediasi itu masalahnya clear, saya yakin proyek ini bisa kami kebut dan selesai sesuai target [sebelum lebaran],” ujar Rahadi kepada wartawan, Jumat (18/3/2016).

Advertisement

Mediasi Gagal
Mediasi dengan warga sebenarnya sudah digelar Polres Semarang bersama Trans Marga Jateng dan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) di Balai Desa Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jumat. Namun, mediasi ini gagal menemukan titik temu menyusul tidak hadirnya beberapa tokoh warga yang diduga sebagai aktor di balik aksi pemblokiran ini.

Mediasi pun akan kembali digelar dengan menghadirkan para tokoh itu di tempat yang sama pada Selasa (22/3/2016) pagi. Jika mediasi ini berjalan lancar, praktis proyek pembangunan ruas III Bawen-Salatiga pun bisa dilanjutkan.

Sebelumnya, aksi blokade warga ini dilakukan menyusul ketidakpuasan mereka akan pembayaran fasilitas umum (fasum) yang dilakukan pihak pengelola proyek. Ada beberapa tuntutan warga yang hingga kini belum dipenuhi.

Advertisement

Di sisi lain, Trans Marga Jateng (TMJ) mengklaim semua persyaratan yang diminta warga itu sudah dipenuhi. Pembayaran fasum senilai Rp112 juta pun sudah diberikan sebelum pembangunan dilakukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif