Jateng
Senin, 27 Oktober 2014 - 09:50 WIB

TOLERANSI BERAGAMA : Kongres Persaudaraan Lintas Iman Digelar 4 Tahun Sekali

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dakwatuna.com)

Ilustrasi (dakwatuna.com)

Kanalsemarang.com, MAGELANG – Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman diselenggarakan empat tahun sekali, diprakarsai oleh Keuskupan Agung Semarang dengan melibatkan tokoh dan umat berbagai agama serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, kata Vikaris Jenderal KAS Romo F.X. Sukendar.

Advertisement

“Kami mengusahakan empat tahun sekali,” katanya di sela-sela penutupan Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman 2014, dipusatkan di Lapangan Pemda Pasturan Muntilan, Kabupaten Magelang, seperti dikutip Antara, Minggu (26/10/2014).

Ia mengemukakan pentingnya menggemakan semangat persaudaraan sejati yang telah dimulai pada kongres pertama dengan menghadirkan narasumber para tokoh lintas agama dan kepercayaan itu, agar semakin berkembang dan berkelanjutan.

Keuskupan Agung Semarang yang wilayahnya meliputi sebagian Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta memprakarsai kongres pertama tersebut dengan sekitar 800 peserta berbagai pemeluk agama dan kepercayaan pada 24-26 Oktober 2014.

Advertisement

Kongres yang berlangsung di aula SMA Van Lith Muntilan itu menghadirkan para narasumber, antara lain Uskup Agung Semarang Monsinyur Johannes Pujasumarta, Pemimpin Pertapaan Bunda Pemersatu Salatiga Martha E. Driscoll, dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif.

Selain itu, isteri almarhum Presiden K.H. Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, Ketua PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Abu Hapsin Umar, pimpinan Wihara Mendut Biksu Sri Pannyavaro Mahathera, Direktur Yayasan Institut DIAN/Interfidei Yogyakarta Elga Sarapung, tokoh Hindu I Wayah Sumerta, tokoh Konghucu Ling Ling, dan pemuka Komunitas Sedulur Sikep Kabupaten Pati Gunretno.

Ia menjelaskan penyelenggaraan kongres setiap empat tahun sekali tersebut terkait dengan agenda keuskupan setempat, yakni Kongres Ekaristi KAS yang setiap empat tahun sekali.

Advertisement

“Karena kita mempunya dinamika Kongres Ekaristi Keuskupan empat tahun sekali. Sesudah secara internal kita menghayati nilai-nilai kehidupan kristiani, lalu kita ingin mewartakan itu kepada orang lain, membangun persaudaraan sejati. Maka polanya empat tahunan,” katanya.

Ia menjelaskan mereka yang hadir dalam kongres itu sebelumnya telah membangun jejaring persaudaraan lintas iman. Melalui kongres tersebut, mereka semakin mengembangkan jejaring persaudaraan tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif