Jateng
Rabu, 1 Maret 2023 - 20:11 WIB

TPA Jatibarang Penuh Sampah Organik, Warga Semarang Diminta Manfaatkan Maggot

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi yang memakan sampah di TPA Jatibarang, Kota Semarang. (Dok. Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG – Kepala UPTD Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Wahyu Heryawan, berharap masyarakat Kota Semarang mulai menjajaki program penguraian sampai organik secara mandiri menggunakan maggot atau larva. Wahyu mengatakan melalui media larva itu, penguraian sampah organik akan lebih efektif dan memiliki banyak manfaat dibandingkan membuang sampah di TPA.

Maggot atau belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin.

Advertisement

Wahyu percaya, maggot bermanfaat dalam usaha mengurangi gas rumah kaca di TPA Jatibarang, yang saat ini sampah harian mencapai 900 ton.

“Kalau melihat komposisi sampah yang masuk ke TPA kan paling banyak organik, seperti sampah sisa memasak. Nah, karena komposisinya paling besar harapannya sampah organik ini bisa terkurangi, sebab ini menghasilkan gas metan, gas rumah kaca,” tuturnya, Rabu (1/3/2023).

Penggunaan media belatung atau maggot disarankan, sebab Wahyu melihat pengalihan sampah organik secara composting di perkotaan belum bisa maksimal. Masyarakat masih belum bisa memasarkan pupuk kompos olahan mandiri.

Advertisement

“Lain halnya dengan metode maggot ini, maggot bisa menjadi ecoenzym yang bagus,” paparnya.

Saat ini, penggunaan maggot sebagai media pengurai sampah sudah banyak diterapkan di lingkungan masyarakat perkotaan. Kemampuannya dalam mengurai sampah organik terbilang cepat, demikian halnya potensi ekonomisnya sebagai bahan pakan ternak.

TPA Jatibarang sebenarnya sudah terlalu sesak untuk menampung lebih banyak sampah. Wacana untuk memindahkan TPA ke lokasi baru sempat menyeruak namun belum ada realisasi. Demikian halnya dengan pengadaan alat yang bisa mengalihfungsikan sampah menjadi tenaga listrik yang tahun lalu sempat ramai dibicarakan.

Advertisement

Pengelola kini mengandalkan 362 pemulung untuk memilah-milah sampah yang masuk ke TPA Jatibarang agar proses penguraian berjalan maksimal. “Kalau masalah yang perlu diwaspadai seperti musim hujan sekarang ini adalah sampah yang sleding atau longsor. Meski demikian sejauh ini belum ada sampah longsor di TPA Jatibarang,” terang Wahyu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif