Jateng
Selasa, 6 Juni 2023 - 11:26 WIB

Tradisi Kliwonan Batang, Awalnya untuk Mengenang Jasa Leluhur

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tradisi Kliwonan Batang. (Istimewa/visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, BATANG — Sebagian orang mungkin sering mengaitkan malam Jumat Kliwon dengan hal berbau mistis. Tapi tidak dengan masyarakat Batang yang menjadikannya sebagai malam yang sangat di nanti-nanti dan penuh dengan kegembiraan.

Setiap malam Jumat Kliwon akan ada Pasar Malam di Alun-alun kota Batang. Hal ini juga bersamaan dengan diadakannya Tradisi Kliwonan oleh masyarakat Batang.

Advertisement

Tradisi Kliwonan merupakan tradisi yang telah dilaksanakan masyarakat Batang sejak dahulu dan berjalan secara turun-menurun sampai sekarang. Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tradisi Kliwonan berkaitan dengan cerita rakyat yang berkembang di Kabupaten Batang.

Mulanya, tradisi ini diadakan dengan maksud mengenang jasa leluhur dan nenek moyang Batang yang dulunya telah membangun daerah Batang. Seiring berjalannya waktu, Kliwonan di daerah Batang banyak mengalami perubahan dari bentuk dan fungsi yang sesungguhnya.

Tradisi Kliwonan kini beralih fungsi menjadi sebuah pasar yang sering disebut dengan Pasar Kliwonan. Tradisi Kliwonan ini diselenggarakan di Alun-alun Kota Batang setiap 35 hari sekali atau disebut selapan dina menurut perhitungan Jawa, tepatnya pada malam Jumat Kliwon.

Advertisement

Dalam tradisi Kliwonan ini, warga melakukan tradisi berupa upacara ngalap berkah (mencari berkah) dalam rangka penyembuhan dan kesehatan untuk anak-anak kecil dengan melakukan beberapa ritual.

Pertama, ritual gulingan. Di sini anak-anak melakukan mandi di Masjid Agung Batang dengan membuang pakaian yang dipakainya sewaktu ritual gulingan dan membagi-bagikan uang logam serta jajanan pasar.

Air yang digunakan untuk mandi tersebut terletak di tempat wudu Masjid Agung sebelah selatan. Konon, air tersebut berasal dari mata air yang terdapat di dekat makam Sunan Sendang yang dibawa Raden Joko Cilik ke Batang. Air itu juga dipercaya dapat menyembuhkan dan menangkal segala jenis penyakit.

Advertisement

Usai dimandikan, si anak diberi pakaian baru dan diajak kembali ke alun-alun untuk melakukan ritual sawuran. Ritual sawuran adalah ritual dengan melempar sejumlah uang di alun-alun sebagai ungkapan rasa syukur.

Sayangnya, ritual tersebut kini semakin jarang dilakukan warga Batang saat Kliwonan. Keunikan tradisi ini bersamaan diadakan juga pasar malam di Alun-alun Kota Batang.

Keberadaan acara ini dinilai cukup membantu menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Bahkan, tak sedikit pedagang dari luar daerah juga turut menimba rezeki di sini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif