SOLOPOS.COM - Ilustrasi tradisi Legenonan di Pekalongan. (Instagram)

Solopos.com, PEKALONGAN — Masyarakat di setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi masing-masing, tak terkecuali warga Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng). Warga Pekalongan, tepatnya di Kecamatan Kesesi, juga memiliki tradisi yang digelaar setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas hasil bumi yang melimpah berupa tradisi Legenonan.

Tradisi Legenonan dilaksanakan dengan adanya pawai gunungan hasil bumi masyarakat setempat. Gunungan yang dibuat warga secara gotong royong itu berupa buah dan sayur hasil panen. Selanjutnya, gunungan itu akan diarak mengelilingi desa.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dilansir dari berbagai sumber, tradisi Legenonan merupakan tradisi sedekah bumi yang dilakukan oleh warga Pekalongan setiap setahun sekali pada bulan Legeno atau bulan ke-13 dalam penanggalan Jawa, tepatnya setelah bulan Syawal.

Tak hanya sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta, tradisi ini juga bertujuan untuk merawat bumi. Masyarakat memiliki prinsip jika bumi dijaga, maka manusia juga akan mendapatkan banyak manfaat dari bumi. Manfaat tersebut berupa melimpahnya hasil bumi seperti sayur dan buah. Selain itu, tradisi ini juga sebagai langkah untuk merawat bumi. Masyarakat juga berdoa agar senantiasa mendapatkan rezeki yang berlimpah dari Tuhan.

Pada pagi hingga siang hari, masyarakat melakukan pawai gunungan mengelilingi desa dengan diiringi musik tradisional seperti angklung. Setelah pawai dilakukan, gunungan tersebut akan diperebutkan masyarakat. Meraka berkumpul dan makan bersama dari hasil bumi tersebut. Prosesi doa agar Tuhan melimpahkan keberkahan dari hasil bumi juga dilaksanakan.

Kemudian puncak acaranya pada malam hari, masyarakat akan menggelar pertunjukan wayang kulit. Tetapi pertunjukan wayang kulit juga biasanya digantikan dengan acara pengajian.

Baik pertunjukan wayang maupun pengajian, keduanya memiliki tujuan yang sama baiknya, yaitu untuk memeriahkan dan bentuk rasa syukur atar berhasilnya rangkaian sedekah bumi ini. Meskipun dilaksanakan menjelang larut malam, masyarakat setempat tetap antusias untuk menonton pertunjukan ini.

Dalam sedekah bumi dari Tradisi Legenonan yang dilakukan juga terdapat pesan moral yaitu apapun yang kita kerjakan dengan sepenuh hati akan dapat menghasilkan hasil yang terbaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya