Jateng
Senin, 28 Maret 2022 - 14:31 WIB

Tradisi Sadranan di Hutan Larangan Rawaheng Banyumas

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - tradisi Rajjaban Panembahan Larangan (Youtube/ TIMES Banyumas)

Solopos.com, BANYUMAS — Hutan Larangan juga terdapat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Area ini dikenal dengan nama Hutan Larangan Rawaheng yang berlokasi di Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.

Sama seperti hutan larangan lainnya di Jawa Tengah, Hutan Larangan Rawaheng juga memiliki unsur mistis yang kuat. Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Senin (21/3/2022), di hutan ini terdapat makam Ki Demang dan Nyai Kerti yang merupakan tokoh sesepuh dari desa tersebut.

Advertisement

Setip bulan Rajab dalam kalender Islam, masyarakat setempat selalu menggelar tradisi Rajaban Panembahan Larangan. Tradisi ini merupakan ziarah kubur atau biasa disebut sadranan dalam budaya Jawa. Kegiatan ini digelar setiap Senin atau Kamis Wage setiap bulan Rajab.

Berdasarkan penjelasan dari tokoh setempat, tradisi tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun, tepatnya sejak abad ke-14 Masehi. Dalam ritual ini, warga desa membawa tumpeng berisi aneka lauk pauk untuk dibawa ke area Panembahan Larangan.

Baca juga: White Canyon, Wisata Ala Grand Canyon AS di Grobogan

Advertisement

Selain tumpeng dengan isian lauk yang lengkap, dalam ritual ini juga dilakukan penyembelihan kambing yang dilakukan di tempat sadranan yang nantinya kemudian diolah menjadi menu kare untuk disantap bersama-sama.

Warga juga membawa ayam untuk disembelih yang kemudian diolah juga sebagai tambahan lauk pauk. Setelah persiapan selesai, warga berkumpul untuk melakukan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Hadir pula para perangkat desa dan kepala dusun.

Perangkat desa setempat menjelaskan bahwa doa yang dipanjatkan adalah doa kepada Tuhan agar arwah sesepuh Ki Demang, arwah orang tua dan saudara yang telah meninggal diberi pengampunan. Selain itu juga berdoa untuk kesehatan dan kemudahan dalam mencari rezeki bagi yang masih hidup.

Advertisement

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Nama Karimunjawa, Pulau Cantik Berharta Karun

Karena tradisi ini sangat baik untuk menjalin kesatuan antar warga, Pemerintah Desa Rawaheng selalu mensosialisasikan tradisi ini untuk terus dilestarian keberadaannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif