SOLOPOS.COM - Sejumlah truk melintas di jalur jalan pantura Brebes, Jateng, Kamis (8/9/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Transportasi barang langsung terperngaruhi kelesuan ekonomi yang menyusutkan pengiriman barang di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah (Jateng) mengeluhkan turunnya omzet pengusaha angkutan truk seiring dengan turunnya permintaan pengiriman dari sejumlah perusahaan.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Lesunya perekonomian langsung berpengaruh terhadap gairah transportasi barang. “Penurunannya mencapai 50% dari saat normal,” kata Ketua Aptrindo Jateng Candra Budiwan di Semarang, Rabu (16/11/2016).

Dikatakan, dalam menghadapi penurunan aktivitas transportasi barang Jateng akibat kelesuan ekonomi tersebut, pihaknya kini mendorong para pengusaha angkutan truk terus mencari pasar baru. “Memang itu satu-satunya upaya yang bisa dilakukan, berusaha mencari terus. Meski demikian, persaingan antara satu dengan yang lainnya harus sehat,” katanya.

Diakuinya, sebagian truk banyak melakukan pengiriman untuk industri consumer good. Padahal, kini, sektor tersebut terdampak oleh penurunan permintaan dari pasar. “Ada salah satu perusahaan makanan dari Ungaran yang menjadi mitra kerja kami, saat ini produksinya turun drastis akibat permintaan pasar juga menurun. Mau tidak mau kondisi ini berdampak pada operasional kami,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap banyak dari proyek infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah. Program percepatan pengadaan infrastruktur oleh pemerintah diharapnya memberikan dampak positif bagi sektor angkutan barang.

Sebelumnya, Ketua Aptrindo Gemilang Tarigan menyatakan lesunya kondisi ekonomi Indonesia memengaruhi penurunan omzet pelaku bisnis transportasi barang 20%-30%. Diakuinya, ada beberapa penambangan di tengah hutan yang terpaksa tidak beroperasi akibat permintaan yang mengalami penurunan.

Kondisi tersebut berdampak pada berpindahnya truk yang biasanya beroperasi di tengah hutan ke kota. “Mau tidak mau truk yang biasa beroperasi di kota akan terdampak oleh perpindahan operasional truk dari yang biasa di hutan ini kemudian berpindah ke kota,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya