SOLOPOS.COM - Ilustrasi taksi Uber (newsroom.uber.com)

Transportasi Salatiga segera diwarnai dengan masuknya taksi online, Ubertaxi.

Semarangpos.com, SALATIGA – Induk Paguyuban Angkutan Salatiga (IPAS) menilai taksi online Ubertaxi belum pantas masuk ke Kota Salatiga. Mereka menilai saat ini kebutuhan transportasi di Kota Salatiga sudah cukup terpenuhi dengan sarana yang ada sehingga tidak perlu ditambah fasilitas baru lagi, yakni taksi online.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Hal ini disampaikan Ketua IPAS, Agus Siswanto, menanggapi kabar akan beredarnya taksi maupun ojek online dari Uber di Kota Salatiga. Ia menilai masuknya taksi online akan semakin menyusahkan para sopir angkutan dalam mencari penghasilan.

“Sekarang Salatiga itu sebesar apa sih? Dengan luas wilayah sebesar ini [56.781 km2] dan 423 armada angkutan, baik pedesaan, kota dan taksi, saya rasa sudah cukup. Tidak perlu ditambah sarana baru lagi. Apalagi taksi Uber,” ujar Agus saat dihubungi Semarangpos.com, Jumat (3/6/2016).

Agus mengaku saat ini supir angkutan kota (angkot) di Kota Salatiga sudah cukup kesulitan dalam mengejar setoran. Ia mengibaratkan sopir angkot saat ini bak hidup segan mati tak mau.

Kondisi ini tak lain karena harus bersaing dengan taksi-taksi konvensional yang mulai beroperasi di dalam kota. Padahal, sebelumnya, saat penandatangan kesepakatan bersama antara supir angkot dan pengemudi taksi konvensional pada 2011 lalu, telah diputuskan bahwa taksi konvensional dilarang beroperasi di dalam kota hingga pukul 18.00 WIB atau setelah angkot berhenti beroperasi. Pada kenyataannya taksi konvensional tetap beroperasi meski pun masih ada angkot yang beredar.

“Belum ada Ubertaxi saja kami sudah cukup kesulitan dalam mengejar setoran karena harus bersaing dengan taksi konvensional. Apalagi ditambah Ubertaxi. Persaingannya akan semakin sulit. Apalagi, saya yakin masyarakat akan lebih memilih taksi online daripada angkot karena bisa mengantar mereka hingga tempat tujuan,” imbuh Agus.

Terkait rencana masuknya Ubertaxi ini, Agus mengaku akan mengadu kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi, Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar) Kota Salatiga. Ia akan meminta agar Dishubkombudbar melarang masuknya taksi online. “Apalagi, taksi online kan tidak berkontribusi terhadap pembangunan Kota Salatiga. Mereka tidak bayar trayek atau pajak karena bersifat taksi gelap. Beda sama angkot yang kena retribusi dan juga bayar trayek,” terang Agus.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya