SOLOPOS.COM - Salah satu pengemudi angkot di Salatiga memprotes hadirnya ojek online dengan memasang pamflet di bagian belakang mobilnya. (Facebook.com-Afif Wahyu Saputra)

Transportasi baru berupa ojek berbasis aplikasi alias ojek online melayani warga Salatiga.

Semarangpos.com, SALATIGA – Moda transportasi umum Kota Salatiga semakin beragam dengan hadirnya layanan ojek berbasis aplikasi Android di telepon seluler atau yang lebih familier disebut ojek online. Namun, tambahan pilihan bagi warga Salatiga itu tak disambut hangat para pelaku usaha transportasi yang sebelum telah ada di kota ini.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Sopir angkutan kota (angkot) misalnya, tampaknya tak suka dengan hadirnya moda transportasi umum baru berupa ojek berbasis aplikasi di Kota Salatiga. Dengan menyematkan pamflet pada bagian belakang angkot, salah seorang pengemudi angkutan umum itu memprotes hadirnya ojek online.

Aksi protes sopir angkot tersebut ramai dibicarakan warganet di media sosial Facebook setelah pengguna akun Facebook Afif Wahyu Saputra mengungah fotonya di dinding grup Facebook Kabar Salatiga, Selasa (25/7/2017). Dari foto yang ia unggah terlihat sebuah angkot ditempeli sebuah poster berukuran cukup besar.

Aku ora seneng Gojek [Saya tak suka Gojek],” begitu tulisan yang tersemat pada salah satu angkot di Salatiga itu.

Tak pelak foto yang menunjukkan permasalahan baru transportasi di Kota Salatiga itu ramai dikomentari. Pro dan kontra terkait hadirnya ojek online di Kota Salatiga pun mencuat di antara warganet.

Sebagian netizen menganggap hadirnya ojek online itu menandai modernisasi transportasi di Salatiga. Mereka menganggap aksi protes sopir angkot itu bukanlah sikap sportif dalam persaingan untuk mempertahankan eksitensi.

Mbien jaman pertama pertamane angkot ono. Opo tukang becak karo andong do protes? [Adakah tukang becak dan kusir andong yang protes di masa awal angkot baru hadir?],” tulis pengguna akun Facebook Yohan Rineko mengingatkan sejarah kehadiran angkot di Kota Salatiga.

Hla disik kusir andong tukang becak yo gak seneng karo angkot. Perkembangan zaman pak ojo srei. Rejeki eneng seng ngatur yo ra lur [Dahulu kusir dan tukang becak juga tak suka angkot. Perkembangan zaman pak, jangan iri. Rezeki sudah ada yang mengatur],” tulis pengguna akun Facebook I Made Arya.

Sementara itu, sebagian netizen lainnya menganggap tranportasi ojek online tak sepantasnya hadir di Salatiga. Menurut mereka, ojek online hanya untuk kota besar, bukan kota kecil seperti Salatiga. “Kota kecil kok dikasih gojek, supir gak pada makan. Ckckck,” ungkap pengguna akun Facebook Gilang Oh Gilank.

“Kalau menurut saya, Gojek memang bagus, tetapi kan itu hanya dapat di kota-kota besar, lha jika itu berjalan di kota kecil Salatiga, ya kasihan angkotnyalah, sama-sama orang kecil juga sama sama orang buruh, bukan permasalahan ngetem atau dianter sampai rumah, angkot sama Gojek kan duluan angkotnya bukan gojeknya, mohon keadilannya,” papar pengguna akun Facebook Faizall Abdull Fahris seolah-olah mengabaikan peringatan Yohan Rineko tentang sejarah kehadiran angkot di Kota Salatiga.

Terelepas dari itu, sejumlah netizen menyerahkan dua pilihan moda tranportasi umum itu kepada masyarakat. Mereka hanya berharap permasalahan transportasi di Kota Salatiga dapat diselesaikan dengan kepala dingin. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya