SOLOPOS.COM - Ilustrasi BRT Trans Semarang. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Transportasi Semarang, salah satunya BRT Trans Semarang yang baru saja meluncurkan koridor baru.

Semarangpos.com, SEMARANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menyoroti kurangnya rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan di sepanjang Koridor VI Trans Semarang sebagai jalur transportasi bus rapid trans (BRT) yang baru saja diluncurkan.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Sangat lemah karena kurangnya rambu-rambu dan marka jalan yang seharusnya jadi perhatian utama. Apalagi, melihat medan jalan di Koridor VI,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Agung Budi Margono, dikutip laman berita Antara, Senin (3/4/2017).

Hal itu diungkapkan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menanggapi kecelakaan lalu lintas yang menimpa armada BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang di Koridor VI yang menghubungkan kampus Undip dan Unnes tersebut. Kecelakaan itu terjadi dua hari pascaBRT Trans di Koridor VI diluncurkan.

Dalam kecelakaan itu, Trans Semarang bernomor lambung VI-003 yang melintas di jalur yang baru saja diluncurkan menabrak mobil pikap bernomor polisi H 1685 QQ meski tidak ada korban jiwa dalam insiden kecelakaan itu.

Agung mengakui kondisi di Koridor VI memang terjal dan curam sehingga keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan sangat membantu pengendara yang melintas, baik pengemudi Trans Semarang maupun pengguna alat transportasi lain.

“Kemampuan sopir dalam membawa kendaraan di medan yang memang tingkat kesulitannya tinggi dibanding rute-rute di koridor lainnya memang dibutuhkan. Artinya, tidak cukup hanya sopir yang bisa mengemudi,” katanya.

Menurut dia, semestinya Pemerintah Kota Semarang segera membenahi agar tidak ada lagi kasus kecelakaan yang melibatkan Trans Semarang sebagai moda transportasi massal yang diandalkan oleh masyarakat Kota Semarang.

“Rambu-rambu dan marka tadi sangat penting. Segera dilengkapi, terutama di titik-titik rawan. Kecakapan sopir dalam mengemudikan kendaraan juga tidak boleh disepelekan. Harus yang berpengalaman,” tegasnya.

Setidaknya, kata dia, jika ada rambu-rambu lalu lintas maupun rambu peringatan akan membuat para pengguna jalan, baik mobil maupun sepeda motor akan memberikan prioritas kepada armada Trans Semarang yang melintas.

“Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menunjang kelancaran Trans Semarang, yakni keselamatan penumpang, kenyaman penumpang, dan keselamatan masyarakat dan pengguna moda transportasi lain,” pungkas Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya