SOLOPOS.COM - Bus baru BRT Trans Semarang. (Twitter.com)

Transportasi umum Kota Semarang kini didukung armada baru Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang bantuan pemerintah pusat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Para penumpang bus rapid transit (BRT) Kota Semarang dipublikasikan Kantor Berita Antara merasakan adanya peningkatan fasilitas setelah pemerintah menambahkan beberapa armada baru Trans Semarang, awal 2017 ini. Padahal, meskipun baru, nyatanya bus itu bukan berarti jauh dari gangguan kerusakan mesin.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

“Kalau dulu tempat duduknya dicampur antara laki-laki dan perempuan, tetapi sekarang dibuat terpisah. Untuk yang laki-laki di belakang dan perempuan di depan,” kata pelajar SMK Negeri 2 Semarang, Liana di Semarang, Kamis (2/2/2017).

Liana yang sudah tiga tahun menggunakan BRT mengatakan lebih memilih BRT karena tarifnya yang tergolong murah untuk pelajar. “Kalau untuk pelajar dikenakan tarif Rp1.000/orang setiap kali naik. Kalau umum dikenakan tarif Rp3.500/orang setiap kali naik bus,” katanya.

Penumpang lain, Wiwin, juga menyambut baik peraturan pemisahan antara penumpang pria dan wanita. Meski demikian, dia mengeluhkan bahwa masih banyak penumpang pria yang tidak mau menaati peraturan, meskipun kernet bus sudah mengingatkannya.

“Tingkat kesadaran masyarakat masih kurang. Banyak penumpang laki-laki yang tidak mau mengalah, sampai pernah ada yang bertengkar dengan kernet karena tidak mau diingatkan. Saya pernah melihat ibu hamil berdiri naik BRT, padahal banyak laki-laki di sana,” kata Wiwin.

Sama dengan Liana, Wiwin mengakui bahwa fasilitas yang diberikan sebelumnya sudah memadahi, seperti bus yang dilengkapi AC dan sound system untuk memperdengarkan musik bagi penumpangnya. Wiwin yang sudah empat tahun menggunakan BRT menjelaskan alasannya memilih BRT sebagai alat transportasinya karena jarak rumah dan tempat bekerjanya sangat jauh sehingga dia akan kelelahan jika harus menggunakan sepeda motor.

“Saya setiap berangkat dan pulang kerja selalu naik BRT. Karena jarak dari rumah ke kantor 45 menit. Kalau naik BRT saya bisa istirahat sepanjang perjalanan,” katanya. Baik Wiwin dan Liana berharap, ke depan fasilitas dapat terus diperbaiki lagi dan penumpang dapat menaati aturan yang sudah ditetapkan.

Meskipun armada BRT Trans Semarang kini didukung bus-bus baru bantuan pemerintah pusat, pada kenyataannya salah satu moda transportasi umum Kota Semarang itu tak steril dari kerusakan. Bahkan pengelola akun Instagram @transsemarang, Kamis pagi, menunggah permintaan maaf karena adanya bus di koridor I yang mengalami gangguan mesin. Pada foto yang disertakan, bus tersebut tampak membubungkan asap putih dari pantatnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya