Jateng
Kamis, 25 Februari 2016 - 10:50 WIB

TRANSPORTASI SEMARANG : Perawatan Kurang Optimal, BRT Dinilai Memprihatinkan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Bus Kota (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Transportasi Semarang bus rapid transit (BRT) perawatannya dinilai tak optimal.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ketua DPRD Kota Semarang, Supriadi, menilai perawatan bus rapid transit (BRT) yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang sejauh ini masih belum optimal.

Advertisement

Unit BRT saat ini memang tengah jadi sorotan masyarakat Kota Semarang. Kondisi itu tak lain karena bus yang digunakan acap mengeluarkan asap pekat, terutama saat melintas di jalanan yang menanjak.

Keluh kesah ini bahkan diutarakan beberapa masyarakat Semarang yang tergabung dalam media sosial Facebook, Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar). “Bus berasap pekat Trans Semarang,” tulis akun Facebook, Theresia Tarigan, sambil mengunggah foto salah satu unit BRT yang melintas di kawasan Gombel, Senin (22/2/2016).

Postingan Theresia itu pun mengundang reaksi anggota MIK Semar lainnya, seperti Jamz Bondbin. “Tadi pagi di Pudak Payung lebih pekat lagi asapnya. Sampai-sampai jalan di depannya tidak kelihatan. Harus diaudit itu bisa jadi yang didalam bermain dengan pemeliharaan kendaraan,” tulis Jamz Bondbin.

Advertisement

Disinggung masalah ini, Supriyadi mengaku kecewa. Politikus dari PDI Perjuangan itu menilai perawatan bus trans itu masih jauh dari kata ideal.
“Harusnya dari Dishubkominfo melakukan pengecekan secara berkala, tiga bulan sekali atau per semester. Kalau kira-kira busnya sudah tidak layak ya diremajakan lagi. Toh, tahun ini kami juga sudah menganggarkan dana untuk perawatan BRT,” ujar Supriyadi saat dijumpai Semarangpos.com di Gedung PIP Balai Kota Semarang, Rabu (24/2/2016).

Supriyadi menilai keluarnya asap pekat dari bus trans itu sangat menganggu kenyamanan warga. Selain mengganggu kesehatan, polusi yang ditimbulkan dari asap itu juga mengganggu pemandangan. Selain menganggarkan perawatan untuk BRT, Supriyadi juga mengaku tahun ini Pemerintah Semarang telah menganggarkan dana agar pelayanan moda transportasi massal itu lebih dirasa oleh para penggunanya.

“Rencana kami ingin CCTV dipasang, tak hanya di shelter tapi juga di dalam busnya. Ini kami lakukan agar pelayanan BRT lebih bisa dirasa oleh para penggunanya, tidak hanya dari segi kenyamanan tapi juga keamanan. Tapi, setelah kami anggarkan pihak pengelola juga harus meningkatkan pelayanan maupun perawatannya,” imbuh Supriyadi.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif