Jateng
Kamis, 14 Maret 2019 - 14:50 WIB

Truk Pengangkut Logistik Pemilu Beraksara Kanji, Begini Ceritanya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan keberadaan truk bertuliskan aksara Jepang yang mengangkut logistik Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dari sebuah percetakan di Solo ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kulonprogo. Diakui truk itu adalah truk impor dari Jepang.

Wakil Ketua DPD Aptrindo Jateng dan DIY Bambang Widjanarko mengungkapkan di Indonesia banyak truk yang digunakan adalah truk bekas yang diimpor dari Negeri Sakura karena harga yang ditawarkan relatif bersaing dan memiliki kondisi yang masih bagus, yakni 70%-80% baru. “Apalagi truk jenis wing box [boks bersayap] buatan Jepang kualitasnya sangat baik, juga fleksibel bisa dibuka-tutup dari segala arah untuk memudahkan dan mengamankan proses bongkar muat barang”, kata Bambang dalam pernyataan resminya, Rabu (13/3/2019).

Advertisement

Dia menuturkan, truk bertuliskan aksara Jepang tersebut merupakan truk bekas yang diimpor secara resmi oleh importir truk Surabaya, yakni Remaja Motor. Kemudian, truk tersebut dibeli oleh PT Jaya Mulya Eralindo, Yogyakarta. Kendaraan niaga truk tersebut, lanjutnya, merupakan truk lama dan diimpor antara 2012—2014. Oleh karena itu, saat ini tidak ada lagi impor truk bekas yang dilakukan lantaran tidak diperbolehkan pemerintah.

Impor kendaraan niaga truk bekas, ujarnya hanya diperbolehkan untuk truk kategori tertentu yang belum diproduksi di dalam negeri. Bukan hanya itu, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat impor kendaraan niaga truk bekas tidak menarik bagi para pelaku usaha. “Seandainya ada pun, siapa yang mau beli saat US$1 = Rp14.250,” katanya.

Advertisement

Impor kendaraan niaga truk bekas, ujarnya hanya diperbolehkan untuk truk kategori tertentu yang belum diproduksi di dalam negeri. Bukan hanya itu, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat impor kendaraan niaga truk bekas tidak menarik bagi para pelaku usaha. “Seandainya ada pun, siapa yang mau beli saat US$1 = Rp14.250,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Aptrindo DPD Jateng dan DIY merasa perlu meluruskan segala hal yang berkaitan dengan kegaduhan seputar truk beraksara Jepang yang mengangkut kotak suara dari sebuah percetakan di Solo ke kantor KPU di Kulonprogo milik perusahaan angkutan di Yogyakarta yang merupakan salah satu anggotanya.

Aris Sriyono, General Manager PT Jaya Mulya Eralindo, mengungkapkan pihaknya mendapat pesanan muatan dari PT. Cabe Raya Surabaya yang merupakan rekanan dari pihak percetakan dan tidak ada hubungan bisnis sama sekali dengan KPU. “Ya, memang benar truk yang diributkan dalam pemberitaan tersebut adalah milik perusahaan kami yang berdomisili di Ring Road Barat Kradenan Gamping, Sleman, DIY,” kata Aris yang juga menjabat sebagai Wasekjen DPD Aptrindo Jateng dan DIY dalam pernyataan resmi, Rabu (13/3/2019).

Advertisement

Baru saja selesai dari kasus narkoba, Andi Arief kembali memanaskan suhu politik dengan mencoba mempermasalahkan logistik pemilu. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz mengatakan bahwa apabila ada kecurangan atau berita simpang siur lebih baik menghubungi dirinya. “Kalau disebarkan kan belum tentu jelas. Dosa loh nyebarin hal yang belum jelas. Biarkan publik akan menilai siapa dari masing-masing pihak. Orang itu kan sekarang akan dilihat dari postingannya,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Viryan mengimbau agar Andi atau siapapun masyarakat ikut andil berpartisipasi dalam pemilu. Dia berterima kasih jika ada masukan, terlebih disampaikan langsung kepada instansinya. Komisioner KPU Ilham Saputra menceritakan bagaimana truk berulis kanji bisa ada. Dia menjelaskan bahwa itu merupakan penurunan logistik di Kabupaten Kulonprogo, Jogjakarta. Pemenang lelang itu adalah konsorsium Temprina yang pabriknya ada di Solo. 

“Jadi tidak ada itu surat suara dari Cina. tidak ada. Sekali lagi itu adalah surat suara yang dikirimkan pemenang atau kemudian penyedia surat suara yang kita kirimkan ke Kabupaten Kulonprogo,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu wanita yang terpampang dalam foto tersebut adalah Ketua KPU Kulonprogo bernama Mutiah. Dia dikawal oleh polisi yang mengamankan surat suara. “Kemudian diangkut oleh logistik yang kebetulan kebanyakan kontainernya itu diimpor dari Singapura. seperti itu. Jadi tidak ada itu surat suara yang dicetak di Cina, dicoblosin, dan sebagainya,” ucapnya.

Andi Arief pada cuitan 12 Maret setelah foto yang diunggahnya 11 Maret menimbulkan spekulasi, menuliskan: KPU yth, makanya jangan berburuk sangka pada niat baik. Cuitan tersebut disertai link berita penjelasan dari Ibah Muthiah, Ketua KPU Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta yang juga sekaligus perempuan di foto tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif