Jateng
Senin, 18 Mei 2020 - 03:20 WIB

Tugu Muda di Semarang Penanda Pengorbanan Pemuda

Dhina Cantya  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Monumen Tugu Muda yang menjadi saksi kemerdekaan di Kota Semarang. (Instagram—Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Kota Semarang berkembang sejak masa lalu. Pernah mengalami penjajahan sehingga membutuhkan kegigihan dan pengorbanan para pemuda untuk merdeka bersama Republik Indnesia. Sebagai tanda terima kasih pengorbanan para pemuda itulah dibangunlah Tugu Muda di kota itu.

Monumen Tugu Muda terletak di tengah persimpangan Jl. Pandanaran, Jl. Mgr Sugiopranoto, Jl. Imam Bonjol, Jl. Pemuda dan Jl. dr. Sutomo. Di sebelah selatan monumen tersebut terdapat bangunan yang terkenal di Kota Semarang yaitu Lawang Sewu.

Advertisement

Apa yang membuat Tugu Muda itu spesial? Seperti yang dihimpun dari Semarangpos.com, Sabtu (16/5/2020), monumen tersebut dibangun untuk memperingati jasa para pemuda di Kota Semarang yang telah gugur dalam sebuah pertempuran melawan penjajah Jepang.

Kue Lekker Paimo Melegenda di Semarang Meski Hanya Jajanan Kaki Lima

Advertisement

Kue Lekker Paimo Melegenda di Semarang Meski Hanya Jajanan Kaki Lima

Kejadian itu disebut sebagai Pertempuran Lima Hari di Semarang, yaitu mulai 14 Oktober sampai 19 Oktober 1945. Sebelumnya, Tugu Muda akan dibangun tepat setelah pertempuran di alun-alun Semarang.

Namun karena pada November 1945 terjadi perang melawan sekutu Jepang, Tugu Muda baru dibangun di Taman Merdeka--sebutan kawasan Tugu Muda dulu--pada tahun 1952. Akhirnya monumen tersebut diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953 berbarengan dengan Hari Kebangkitan Nasional oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Advertisement

Warga Wonosobo Pencuri Sapi Pekalongan Ditangkap di Salatiga

Tugu Muda berbentuk segi lima dan memiliki landasan, badan tugu, dan kepala. Bentuk kepala tugu yang menyerupai lilin memiliki arti jika semangat para pejuang yang melawan kemerdekaan tidak akan pernah padam alias terus berkobar.

Untuk bagian bawah atau kaki tugu, terdapat lima buah penyangga berbentuk relief. Di dalam relief tersebut, terdapat pahatan yang  menceritakan jatuh bangun Indonesia mulai dari zaman penjajahan hingga merdeka.

Advertisement

Relief Hongerodeem

Yang pertama adalah Relief Hongerodeem. Di penyangga pilar yang pertama itu, menceritakan kehidupan bangsa Indonesia yang tertindas saat dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Di Jogja, Sara Wijayanto Temui Noni Belanda Tak Kasat Mata

“Hongerodeem” dalam bahasa Belanda memiliki arti penyakit busung lapar. Dulu, saat Indonesia dijajah, masyarakatnya sempat menderita kelaparan hingga terjadi busung lapar yang merajalela.

Advertisement

Setelah itu, di penyangga kedua ada Relief Pertempuan. Pahatan tersebut menceritakan semangat dpara pemuda Semarang yang membara. Mereka dengan berani ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Penyangga yang ketiga memiliki sebutan Relief Penyerangan. Seperti namanya, pahatan-pahatan di relief tersebut bercerita tentang rakyat Indonesia yang mulai melakukan perlawanan agar terbebas dari penjajahan.

Ini Catatan Sejarah Kantor Denhubrem 073 Salatiga

Di bagian kaki Tugu Muda ada juga Relief Korban. Pahatan inilah yang melukiskan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Banyak pemuda yang rela berkorban hingga titik darah penghabisan.

Namun, usaha mereka tidak sia-sia. Untuk menggambarkan keberhasilan mereka dalam merebut Indonesia dari tangan penjajah, dibuatlah Relief Kemenangan sebagai penyangga terakhir tugu penanda kota itu.

Untuk mempercantik Monumen Tugu Muda, Pemerintah Kota Semarang membangun sebuah taman dan kolam air mancur yang mengelilingi tugu tersebut. Apalagi semakin indah dengan tambahan gemerlap lampu warna-warni.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif