SOLOPOS.COM - Wisata Sejarah Tuk Bima Lukar. (Istimewa/Google Maps Tuk Bimolukar)

Solopos.com, WONOSOBO — Bagi Anda yang pernah ke Dieng, pasti sudah tak asing lagi dengan objek wisata Tuk Bima Lukar. Alamat lengkapnya di Jalan Dieng, Sidorejo, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Tidak terlalu sulit untuk menemukan objek wisata yang satu ini. Dari arah Wonosobo, tempat wisata ini berada di sisi sebelah kanan gapura selamat datang di Dieng.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Tuk Bima Lukar tak kalah menariknya dengan wisata-wisata lain di Jawa Tengah. Meskipun kini mungkin tempat wisata sejarah terkadang memiliki sedikit peminat karena spotnya yang kurang menarik.

Tuk Bima Lukar hadir sebagai wisata sejarah yang tak lagi membosankan karena sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti spot untuk berfoto. Sebagai wisata sejarah, di Tuk Bima Lukar dikenal dengan mata airnya yang sakral.

Melansir dari laman resmi PPID Kabupaten Wonosobo, air yang keluar dari Tuk Bimo Lukar ini bisa dikatakan abadi karena airnya terus mengalir tak kenal musim. Mata air Tuk Bima Lukar juga menjadi salah satu mata air yang menjadi sumber aliran Sungai Serayu.

Air mancur tersebut keluar dari dalam batuan kuno. Menurut legendanya, keberadaan mata air ini dikaitkan dengan sosok Bima, salah satu anggota Pandawa Lima.

Mengutip dari disparbud.wonosobokab.go.id, penamaan nama Bimo Lukar sendiri berasal dari tokoh pewayangan Bimasena yang melukar atau melepas sembilan jenis pakaian untuk disucikan di mata air tersebut sebelum menghadap Dewa Ruci.

Berawal dari Bima yang bersaing dengan Kurawa dalam membuat sungai, Bima mendapatkan sebuah petunjuk yang diberikan lewat mimpinya. Dari petunjuk tersebut sebelum mulai menggali, ia diminta agar melepaskan pakaianya. Dengan itu, singkat cerita Bima pun akhirnya menang.

Tuk Bima Lukar merupakan hulu Sungai Serayu. Arti kata Serayu sendiri diambil dari perkataan Bima yang terpana oleh kecantikan gadis ketika mandi di sungai yang dia buat.

Saat itu Bima mengucapkan kata sira ayu yang artinya kamu cantik. Dari ucapan tersebut, kemudian dijadikan sebagai nama sungai Serayu yang kini kita kenal.

Hingga saat ini, Tuk Bima Lukar masih dianggap sakral, bahkan sering dijadikan lokasi untuk ritual mensucikan diri.

Air dari tuk ini juga menjadi salah satu air suci yang diambil dari tujuh sumber yang ada di Wonosobo untuk Upacara Tradisi Birat Sengkala setiap peringatan Hari Jadi Wonosobo. Ada pula tradisi-tradisi lain yang menggunakan air Tuk Bima Lukar ini untuk persyaratan upacara ritualnya seperti Babad Dieng, dan sebagainya.

Bangunan Tuk Bima Lukar sendiri memiliki tiga tingkat. Undakan paling atas menjadi bagian yang suci. Di bagian ini, terdapat tempat untuk menaruh sesaji. Di bawahnya, terdapat sebuah kolam yang menampung air.

Sementara, pada bagian paling bawah terdapat dua buah pancuran. Di bawah pancuran inilah pengunjung dapat mencuci muka atau bahkan mandi.
Menurut mitos dari masyarakat sekitar, konon bagi siapapun yang membasuh muka atau badan di sini dipercaya membuat awet muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya