SOLOPOS.COM - Pengelolaan sampah di TPS Tuksongo. (Tangkapan layar Youtube/Espos Indonesia)

Solopos.com, SOLO – Sampah yang menumpuk bisa membawa banyak masalah. Baik dari segi lingkungan, kesehatan, hingga sosial ekonomi. Namun, sebuah desa bernama Tuksongo yang berjarak 2 km dari Candi Borobudur, berhasil mengatasi masalah itu semua. Desa Tuksongo berhasil mengelola sampah menjadi rupiah.

Tuksongo merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang berhasil membuktikan bahwa sampah bisa dimanfaatkan dan dapat menguntungkan apabila dikelola dengan baik.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Ini dibuktikan dengan berkembangnya Desa Tuksongo menjadi desa wisata yang bernama Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Tuksongo dengan pendampingan dari Telkom Indonesia, sejak 2017.

Tak bisa dipungkiri, semakin banyak wisatawan maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Namun ini tidak menjadi masalah besar bagi Desa Tuksongo. Tuksongo mampu mengelola sampah itu menjadi pupuk kompos, maggot, biodigester, serta rupiah.

Ketua Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tuksongo, Pariyanto, mengatakan setiap pengambilan sampah di Tuksongo mencapai sekitar 800 kg hingga 900 kg per dua hari.

“Sampah yang sudah sampai di TPS itu diturunkan lalu dipilah di meja pemilahan. Sampah yang dipilah kemudian dijual langsung ke pengepul, serta sampah organik seperti sisa-sisa makanan dan daun-daun yang membusuk kemudian diolah menjadi tiga macam, yaitu kompos, makanan maggot, dan untuk biogas,” jelas Pariyanto berdasarkan wawancara dengan Espos Indonesia.

Pariyanto kembali menambahkan untuk sampah yang tidak bisa diolah sama sekali seperti popok bayi serta plastik-plastik yang keras akan dikumpulkan menjadi sampah residu.

Selain itu, pemanfaatan maggot atau larva lalat juga terbilang cukup menguntungkan. Pasalnya, maggot sangat bagus dikonsumsi hewan ternak seperti lele dan ikan sejenis lainnya karena mengandung protein tinggi dengan harga yang relatif murah.

Sampah di TPS Tuksongo juga diolah untuk menghasilkan gas metan yang bisa menjadi sumber energi ramah lingkungan. Ini membuktikan pengelolaan sampah di Desa Tuksongo dapat memeberikan bebagai manfaat bagi warga setempat.

“Selaku kepala desa, saya bersyukur atas bantuan yang diberikan ke desa kami [Tuksongo], berupa TPS 3R. Kami di sini jadi lebih mudah membuang sampah,” ungkap Kepala Desa Tuksongo, M Abdul Karim.

Pengelolaan sampah yang dilakukan Desa Tuksongo nyatanya semakin menyempurnakan pengembangan desa wisata di kawasan Candi Borobudur ini. Tidak hanya nyaman dipandang, desa ini kini juga memiliki lingkungan yang bersih dan juga sehat.

Strategi pengelolaan sampah yang dilakukan Desa Tuksongo bisa ditiru oleh wilayah lainnya. Sampah yang sudah menumpuk dan menggunung bisa dimanfaatkan dan dapat menguntungkan bagi wilayah sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya