Jateng
Senin, 9 Januari 2017 - 06:50 WIB

TURN BACK HOAX : Perang Berita Bohong Digemakan di 6 Kota

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penolakan atas berita hoax (www.adweek.com)

Turn back hoax atau menolak berita bohong diserukan di enam kota besar Indonesia.

Semarangpos.com, SEMARANG — Gerakan Turn Back Hoax atau menolak berita bohong dikampanyekan secara serentak di enam kota besar di Indonesia, Minggu (8/1/2017). Kampanye yang sebelumnya telah digemakan Solopos.com dan kanal-kanal beritanya itu, kini ikut dideklarasikan oleh sekelompok warga yang menyebut diri Masyarakat Antiberita Hoax.

Advertisement

Tujuan Masyarakat Antiberita Hoax meneladani gerakan Turn Back Hoax itu adalah mengajak masyarakat memerangi berbagai berita bohong dan fitnah atau hoax yang belakangan hari ini mereka anggap marak beredar. “Deklarasi Masyarakat Antiberita Hoax digelar serentak di Semarang, Jakarta, Surabaya, Bandung, Wonosobo, Solo, dan Jogja pada Minggu [8/1/2017],” kata Koordinator Semarang Tolak Berita Hoax Farid Zamroni sebagaimana disiarkan Kantor Berita Antara di Semarang, Sabtu (7/1/2017).

Deklarasi itu digelar pada acara Car Free Day, di Jl. Pahlawan Kota Semarang. Acara itu, diakui Farid Zamroni dilatarbelakangi merebaknya berita hoax di dunia maya, Internet—terutama media sosial—dan dinilainya telah menimbulkan kegelisahan banyak pihak. Keresahan mereka atas merebaknya berita hoax itu kemudian memunculkan kelompok-kelompok diskusi hingga lahirlah kegiatan yang dilakukan serentak berupa Deklarasi Antiberita Hoax itu.

“Selama ini gerakannya masih sporadis, kemudian kami menyatukan pikiran untuk membuat langkah nyata apa yang kira-kira bisa memberi perubahan dan edukasi, lalu kami sepakat untuk mendeklarasikan di sejumlah kota besar dengan acara bertajuk ‘Masyarakat Antifitnah’,” ujarnya.

Advertisement

Menurut dia, Masyarakat Antiberita Hoax di Semarang akan mengampanyekan dan mengedukasi masyarakat memilah informasi dengan benar. Ia menyebutkan, deklarasi serentak bukan sekadar kampanye kemudian selesai, tetpi akan dilanjutkan dengan hal-hal yang lebih penting, yakni pelatihan dan edukasi tentang bagaimana menerima sebuah informasi dengan tepat.

“Dengan demikian, seseorang tidak akan dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif