SOLOPOS.COM - Rektor UKSW Salatiga, Intiyas Utami (tiga kanan) saat melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Direktur ICRS UGM, Zainal Abidin Bagir, Senin (20/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGAUniversitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga resmi menjalin kerja sama dengan Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara kedua belah pihak di kampus Indonesia Mini UKSW Salatiga, Senin (20/3/2023) .

Penandatanganan dilakukan oleh Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak dan Direktur ICRS Zainal Abidin Bagir, Ph.D. Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi bentuk legal dari hubungan baik yang sudah terjalin lama oleh kedua pihak, khususnya dengan Fakultas Teologi UKSW.

Hal tersebut ditegaskan oleh Zainal Abidin Bagir, Ph.D., dalam sambutannya. Dikatakannya, antara kedua belah pihak sudah banyak sekali kerja sama, tidak hanya di level atas tetapi juga mahasiswa.

“Kami menerima banyak sekali lulusan UKSW, baik S2 maupun S3. Mahasiswa dari UGM datang ke sini [UKSW] dan mahasiswa UKSW ke UGM untuk mengikuti mata kuliah Interreligious Dialogue: Theories and Practices. Semoga ini menjadi momentum untuk lebih mempererat kerja sama kita dalam banyak bidang dan membawa kebaikan untuk UKSW dan ICRS,” kata Zainal Abidin Bagir, Ph.D.

Senada dengan hal tersebut, Rektor Intiyas juga menyambut baik jalinan kerja sama ini.

“Dengan kerja sama yang secara praktis sudah dilaksanakan bisa menjadi model bersama untuk merekatkan Indonesia dalam bingkai kebersamaan dan kebhinekaan,” kata Rektor Intiyas.

Sebelumnya, Rektor Intiyas mengatakan bahwa UKSW bukan sekadar kampus pendidikan, tetapi juga kampus yang menjaga toleransi. Terlebih, kampus yang sudah mendapatkan peringkat akreditasi institusi Unggul ini berada di Kota Salatiga yang meraih predikat salah satu kota tertoleran di Indonesia.

Disampaikannya, Pj. Wali Kota Salatiga pernah menyampaikan Salatiga bukan Indonesia Mini tanpa UKSW. Salatiga juga bukan kota Tertoleran tanpa UKSW.
Karena itulah, sebagai kampus Indonesia Mini setiap hari Senin, UKSW mengajak sivitas akademika untuk mengenakan ornamen nusantara.

“Siapa lagi yang akan menjaga Indonesia kalau bukan kita,” tegas Rektor Intiyas.

Selain Nota Kesepahaman antara UKSW dengan ICRS, dalam kesempatan yang sama juga ditandatangani nota kesepahaman antara Fakultas Teologi UKSW dengan ICRS. Dekan Fakultas Teologi UKSW, Pdt. Izak Y.M. Lattu, Ph.D dan Direktur ICRS, Zainal Abidin Bagir, Ph.D., menandatangani kerja sama tersebut.

Turut menghadiri acara penandatanganan adalah Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian, Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM (AFHEA); Wakil Dekan Fakultas Teologi, Pdt. Irene Ludji, S.Si-Teol., MAR., Ph.D; Kepala Campus Ministry UKSW Pdt. Dr. Ferry Nahusona; serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Sebagai salah satu implementasi kerja sama, di hari yang sama kemarin juga diadakan seminar Gerakan Sosial Keagamaan Perspektif Sosial, Budaya, dan Interreligius di Ruang F 114 UKSW.

Hadir tiga pembicara dalam kesempatan ini, yaitu Zainal Abidin Bagir, Ph.D., Direktur ICRS yang mengupas tema dari perspektif interreligius dan Dr. Muhamad Supraja dari UGM yang membahas dari perspektif sosiologi.

Sementara itu, dari UKSW hadir sebagai pembicara Pdt. Dr. Rama Tulus Pilakoannu Ketua Program Studi Magister Sosiologi agama UKSW yang mengupas tema dari perspektif budaya.

Dekan Fakultas Teologi UKSW Pdt. Izak Y.M. Lattu, Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak empat tahun lalu telah diadakan Mini Graduate Student Conference antara Sosiologi Agama UKSW dengan ICRS UGM. Di tahun ini menjadi tahun kelima.

Kerja sama ini dilakukan dengan tujuan untuk menggumuli persoalan agama dan masyarakat bangsa Indonesia dari berbagai perspektif sebagai persoalan penting.

“Selain itu juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen bertukar pikiran. Dosen juga bisa berjejaring, pemikirannya didiskusikan dengan kampus lain. Tidak ada kampus yang kuat tanpa jejaring,” kata Pdt. Izak Y.M. Lattu, Ph.D.

Pdt. Dr. Rama Tulus Pilakoannu yang ditemui sebelum seminar berlangsung mengungkapkan bahwa kegiatan ini secara momentum sangat penting bagi kerja sama kedua belah pihak.

Di samping itu, secara keilmuan, Magister Sosiologi Agama UKSW yang menjadi Program Studi Sosiologi Agama pertama di Indonesia perlu menggandeng institusi lain untuk mengembangkan lebih jauh tentang sosiologi agama di Indonesia.

Seminar ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Teologi UKSW beserta dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.

Rekomendasi
Berita Lainnya