Jateng
Selasa, 23 April 2019 - 06:50 WIB

Ulama Jateng Diserukan Dinginkan Suhu Politik

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengajak ulama dari berbagai daerah turun gunung dengan memberi tausiyah melalui pengajian untuk mendinginkan suhu politik yang masih panas setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah K.H. Muhyiddin mengajak umat menikmati suasana pascapemilu dengan damai dan penuh persaudaraan. Menurut dia, munculnya situasi panas ini justru saat pencoblosan pada 17 April 2019 seusai dilaksanakan.

Advertisement

Ajakan tersebut disampaikan saat dialog interaktif yang ditayangkan TVKU dari Kota Semarang, Jateng, Senin (22/4/2019), membahas urgensi penguatan ukhuwah pasca-Pemilu 2019 pada 17 April lalu. Dialog interaktif berdurasi satu jam yang dipandu Myra Azzahra itu juga menghadirkan Ketua Takmir Masjid Agung Semarang K.H. Hanief Ismail Lc.

Muhyiddin yang juga sekretaris DPP Masjid Agung Jawa Tengah menegaskan situasi panas yang dipicu hasil hitungan cepat yang dilansir sejumlah lembaga survei itu sebagai akibat euforia atas klaim kemenangan dari kedua pihak. “Padahal, penghitungan oleh KPU belum final. Maka menjadi tugas para ulama untuk turun gunung menyampaikan tausiyah dan pencerahan agar masyarakat menikmati suasana damai pascapemilu, bukan malah hanyut menambah suasana panas,” ujar Muhyiddin sebagaimana dikutip dalam siaran pers MUI Jateng.

Menurutnya, pasca-Pemilu 2019 sudah pada tempatnya ulama menguatkan persaudaraan, bukan malah memperpanjang pertikaian. “Tidak perlu mengklaim kemenangan karena nanti KPU yang akan mengumumkan,” tambahnya.

Advertisement

Hanief Ismal menyatakan menguatnya ujaran kebencian, ejekan, menjelek-jelekkan pihak lain, hingga perkataan yang tidak pantas itu sebagai perbuatan yang tidak berahlakul karimah. Dikutipnya kemudian ayat 103 Surat Ali Imran, “Janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain. Bisa jadi yang dihina justru lebih baik di mata Allah. Maka jangan mencela sesama muslim dan panggilan yang jelek karena hal tersebut tergolong perbuatan zalim yang akan jauh dari rahmat Allah.”

Sesama muslim, tegasnya, bersaudara dengan perumpamaan satu tubuh, bila ada bagian yang sakit maka semua akan merasakan sakit. “Ketika Pemilu 2019 usai maka wajib bersyukur dapat berjalan lancar dan damai. Pemilu dalam pandangan Islam merupakan kewajiban sebagai warga negara yang harus disukseskan,” terang  Hanief Ismail.

Dia lalu secara tidak langsung menuding adanya pihak yang menebar intrik. “Maka tidak perlu ada intrik-intrik yang menjurus pada panasnya suasana. Sambil menunggu pengumuman resmi, marilah kita berharap bakal terpilih pemimpin yang amanah,” tuturnya kemudian.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif