Jateng
Kamis, 25 Mei 2023 - 13:48 WIB

Unik dan Kreatif! Siswa SMPN 2 Salatiga Bikin Permainan Monopoli Anti-Bullying

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berita Unik, Berita Salatiga, SMPN 2 Salatiga, Monopili, Bullying

Solopos.com, SALATIGA — Siswa SMP Negeri 2 Salatiga memiliki cara unik untuk mencegah perilaku perundungan di lingkungan sekolah setempat. Para siswa membikin permainan monopoli yang bertujuan untuk mencegah aksi bullying.

Permainan buatan siswa Letticia Vasna Joshita dan lima temannya itu menggunakan karakter kucing bernama Komo. Peserta yang bermain akan ada tantangan dan pernyataan untuk berbuat baik kepada teman.

Advertisement

Letticia mengaku tujuan membuat monopoli ini untuk menggerakkan aksi kebaikan melalui permainan yang sederhana. Permainan ini juga akan mencegah adanya bullying.

“Masih ada aksi bullying sedikit di sekolah. Seperti bullying fisik. Makanya saya dan teman-teman membuat monopoli ini,” kata Letticia kepada Solopos.com, Kamis (25/5/2023).

Advertisement

“Masih ada aksi bullying sedikit di sekolah. Seperti bullying fisik. Makanya saya dan teman-teman membuat monopoli ini,” kata Letticia kepada Solopos.com, Kamis (25/5/2023).

Dikatakan, cara bermain monopoli anti-bullying ini seperti permainan monopoli pada umumnya.

Namun pernyataan dan kartu tantangan diubah dengan hal-hal berbuat baik. Hal itu seperti mematuhi peraturan, tidak melakukan perundungan, dan lainnya.

Advertisement

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Salatiga, Mudjiati, mengatakan kreatifitas dari siswa ini merupakan penerapan penguatan profil pelajar Pancasila. Tidak hanya berbentuk permainan monopoli, ada juga website untuk mencegah adanya aksi bullying.

“Hebatnya, ada juga kreasi membuat website anti-bullying, aplikasi anti-bullying, dan game-game anti-bullying,” ungkap Mudjiati.

Ke depan, pihak sekolah bakal memperbanyak permainan yang telah dibuat para siswa. Sehingga bisa dimainkan di kelas-kelas.

Advertisement

Mudjiati mengatakan faktor yang menjadi penyebab bullying adalah kekurangan, baik dari fisik atau intelektual dari siswa. Sehingga hal itu membuat siswa tersebut di-bully.

Pihaknya juga menegaskan dengan aksi-aksi kreatif seperti ini diharapkan aksi bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah.

Selain itu, menggunakan metode yang unik dan melibatkan siswa secara langsung diakui bisa lebih mudah menumbuhkan kesadaran siswa tidak melakukan aksi bullying.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif