SOLOPOS.COM - Pucu'e Kendal, warung kopi di pegunungan Medini, Kendal, yang menggunakan PLTA sebagai penerangan kafenya. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, KENDAL — Konsep warung kopi (warkop) Pucu’e di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), ini terbilang unik. Dibangun di salah satu kawasan pegunungan Medini, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), warung kopi ini menggunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebagai penerangan.

Suasana hening diwarnai cericit burung-burung aneka jenis, ditambah suara aliran air yang deras terdengar sayup-sayup menyambut kedatangan Solopos.com pada Sabtu (3/9/2022) siang.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Semua kopi yang kami sajikan berasal dari petani lokal yang tergabung dalam kelompok petani Berkah Wana Lestari,” tutur Indra, 25, anggota Pokdarwis Dusun Gunungsari Desa Ngesrepbalong yang siang itu bertugas menjadi kasir.

Kedai Pucu’e Kendal merupakan warung kopi yang didirikan dari hasil kreativitas pemuda setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunungsari Budoyo. Inspirasi memakai tenaga listrik mikro hidro sebagai penerangan dan operasional lainnya di kafe itu datang dari kawasan perkemahan Medini dan Promasan yang sebelumnya sudah menerapkan sistem serupa.

“Kami pikir, kalau di sini ada aliran air dengan arus deras, mengapa tidak diterapkan untuk penerangan kafe. Kami juga punya anggota yang merupakan teknisi. Akhirnya pada awal 2021, kafe ini didirikan,” jelasnya.

Baca juga: Burjo, Warung Makan Andalan Mahasiswa Ngirit tapi Kurang Sehat

Awalnya, pembuatan mikro hidro dilakukan secara sederhana. Pokdarwis Gunungsari Budoyo memanfaatkan mesin dinamo bekas. Kemudian berjalannya waktu, dukungan datang dari PT Indonesia Power yang menyumbangkan mesin mikro hidro baru.

Dengan daya sebesar 1000 watt, pembangkit listrik di Pucu’e Kendal bisa menerangi jalan sepanjang jalur menuju kedai dan kawasan di sekitar warung kopi tersebut.

Ketua Pokdarwis Gunungsari Budoyo, Wahyudi, menambahkan ke depan ia dan kawan-kawan berencana memperbesar daya listrik yang dihasilkan. Hal itu guna memaksimalkan penggunaannya tidak hanya untuk penerangan warung kopi di Kendal itu, tapi juga pengolahan dan pembibitan kopi.

Baca juga: Cerita Tahu Gimbal Pak Jhon di Semarang, Pertahankan Cita Rasa Selama 4 Dekade

“Sampai sebesar mungkin daya yang bisa didapatkan, namun dengan syarat hanya memakai satu alat ini. Menambah mesin hanya akan membuat fungsi sungai berubah, padahal debit air tinggi dibutuhkan para petani juga,” kata Wahyudi.

Warung kopi Pucu’e Kendal ini bisa dijangkau melalui jalur menuju pemandian Air Panas Gonoharjo. Lokasinya agak tersembunyi, namun pengunjung akan dimudahkan dengan adanya papan petunjuk menuju Curug Lawe, air terjun yang lokasinya berdekatan dengan warung kopi tersebut.

“Kami buka jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Kemudian, buka lagi jam 8 malam sampai dini hari,” jelas Indra.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya