Jateng
Minggu, 4 November 2018 - 06:50 WIB

Unnes Dampingi Petani Olah Cabai Jadi Tepung

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan pendampingan kepada petani cabai untuk mengolah komoditas itu menjadi tepung untuk menyiasati fluktuasi harga. “Cabai kan komoditas yang kerap mengalami fluktuasi,” kata Ketua Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unnes Nana Kariada Tri Martuti di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/11/2018).

Tim LP2M Unnes yang diketuainya melakukan kegiatan Diseminasi Teknologi Budi Daya dan Pascapanen Cabai bagi kelompok tani di Desa Pugoh, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Nana menyebutkan ada dua kelompok tani yang didampinginya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dimulai sejak September 2018, yakni Kelompok Tani Mugoh Makmur dan Mugoh Asri.

Advertisement

“Begini, selama ini cabai yang dihasilkan mereka ini dijual dalam bentuk mentah begitu saja, tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Kalau pas harganya anjlok bagaimana? Kasihan petani,” jelasnya.

Hal itulah yang mendasari timnya berinisiatif mengolah cabai dalam bentuk tepung sebagai langkah diversifikasi untuk meningkatkan nilai jual komoditas cabai yang dihasilkan para petani. Inovasi tepung cabai itu, kata dia, diharapkan bisa menjadi solusi saat harga jual cabai turun akibat panen berlebih karena penepungan memperpanjang masa simpan dan memudahkan pengemasan.

Bukan hanya melakukan pendampingan, timnya juga memberikan pelatihan dan bantuan peralatan teknologi tepat guna (TTG) bagi petani yang didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. “Program pengabdian ini kan didanai oleh Kemenristek Dikti. Kami berikan pelatihan dan bantuan alat untuk membantu petani melakukan diversifikasi cabai menjadi tepung,” katanya.

Advertisement

Bantuan peralatan yang diberikan, kata dia, di antaranya alat perajang, oven pengering, dan penepung cabai, serta kemasan cabai yang juga diberikan untuk meningkatkan nilai jual. “Diseminasi tentang budi daya dan pascapanen cabai ini untuk masyarakat. Dilakukan dengan pelibatan masyarakat agar kegiatan dapat berdaya guna dan berkelanjutan,” katanya.

Artinya, petani cabai di Desa Pugoh, Tuban, ke depannya bisa memiliki alternatif untuk mempertahankan harga komoditas pertaniannya seiring dengan terjadinya fluktuasi harga. “Sampai sekarang ini, kami terus berkomunikasi dengan para petani. Baru saja mereka mengabarkan kalau sudah panen. Kami akan terus memantau sampai nanti pascapanennya bagaimana,” kata Nana.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif