Jateng
Kamis, 2 Maret 2023 - 12:42 WIB

Upacara Ngasa di Jalawastu Brebes, Sudah Ada Sebelum Islam Masuk ke Tanah Jawa

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Upacara Ngasa di Jalawastu, Brebes. (Istimewa/Instagram @koramil16larangan_dim0713_bbs)

Solopos.com, BREBES — Di balik maraknya budaya modern yang terus berkembang, nyatanya masih hidup beberapa tradisi turun-temurun yang masih bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Kampung Jalawastu, Brebes salah satunya.

Masih ditemui di kampung ini, warisan leluhur upacara adat Ngasa yang biasanya diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Upacara Ngasa sering disebut juga sebagai sedekah gunung dilakukan masyarakat Jalawastu, Desa Cisereuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes.

Advertisement

Upacara Ngasa dilakukan sebagai bentuk rasa syukur warga kepada sang Maha Pencipta Allah SWT atas segala karunia rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dengan bersedekah nasi jagung dan hidangan lain beserta hasil pertanian masyarakat Jalawastu.

Melansir dari jurnal Upacara Adat Ngasa di Kampung Budaya Jalawastu dalam Perspektif Teologis, upacara adat Ngasa pertama kali digelar pada masa pemerintahan bupati ke-9 di Brebes, yaitu Raden Arya Candranegara sekitar 1880-1885.

Advertisement

Melansir dari jurnal Upacara Adat Ngasa di Kampung Budaya Jalawastu dalam Perspektif Teologis, upacara adat Ngasa pertama kali digelar pada masa pemerintahan bupati ke-9 di Brebes, yaitu Raden Arya Candranegara sekitar 1880-1885.

Upacara adat Ngasa sudah ada sebelum agama Islam masuk ke Tanah Jawa. Oleh karena itu, ada yang mengatakan tradisi Ngasa tidak terlepas dari akulturasi budaya Islam, Hindu, dan Buddha yang diwariskan nenek moyang masyarakat Jalawastu.

Upacara Ngasa pada awalnya dilaksanakan bukan hanya di kampung Jalawastu. Tapi di pedukuhan-pedukuhan yang berada di lereng Gunung Kumbang juga mengadakan Upacara Ngasa.

Advertisement

Tak heran jika Kampung Jalawastu beserta budaya di dalamnya sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kategori ritus adat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI sejak Oktober 2019 silam.

Upacara adat Ngasa biasanya digelar pada mangsa kesanga (bulan kesembilan dalam kalender jawa) atau bulan Februari atau Maret, tepatnya pada hari Selasa kliwon.

Sama halnya adat istiadat masyarakat pesisir laut yang mengadakan sedekah laut ataupun masyarakat dataran dengan sedekah buminya, masyarakat yang berada di pegunungan juga mengadakan tradisi sedekah gunung.

Advertisement

Adapun upacara adat Ngasa sendiri merupakan wujud pemujaan kepada arwah leluhur dan perwujudan rasa syukur masyarakat kampung Jalawastu kepada Batara Windu Buana yang dianggap menjadi penguasa dan pencipta alam.

Batara Windu Buana mempunyai pelayan seorang petapa bernama Guriang Panutus yang selama hidupnya tidak makan nasi dan lauk pauk yang bernyawa. Masyarakat kampung Jalawastu mempercayai bahwa Guriang Panutus merupakan nenek moyang mereka.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif