Jateng
Jumat, 21 November 2014 - 20:50 WIB

UREA BERSUBSIDI : Petani Kudus Tak Perlu Khawatir, Stok Urea Masih 4.943,6 Ton

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi pupuk (JIBI/dok)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Kanalsemarang.com, KUDUS – Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan alokasi pupuk bersubsidi hingga akhir 2014 masih tersedia dalam jumlah yang cukup.

Advertisement

“Petani tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pupuk bersubsidi karena hingga sekarang alokasinya masih tersedia cukup,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santoso didampingi petugas pendataan pupuk Abdullah Muttaqin seperti dikutip Antara, Jumat (21/11/2014).

Sejauh ini, kata dia, tidak ada kelangkaan soal pupuk karena alokasinya hingga Oktober 2014 untuk pupuk urea baru terserap 59,5 persen atau sebanyak 7.259,4 ton.

Alokasi untuk Kudus selama setahun, lanjut dia, mencapai 12.203 ton sehingga masih ada sisa alokasi sebanyak 4.943,6 ton.

Advertisement

Penyerapan pupuk bersubsidi lainnya, seperti pupuk SP-36 baru terserap 61% dari alokasi sebanyak 1.486 ton, Za terserap 52,6% dari alokasi 4.701 ton dan NPK terserap 69,4% dari alokasi 7.435 ton.

“Khusus untuk pupuk organik penyerapannya paling rendah karena hingga Oktober 2014 baru 40,6 persen atau 1.875,3 ton dari alokasi sebanyak 4.622 ton,” ujarnya.

Informasi petani mengalami kesulitan mendapatkan pupuk, kata dia, karena ada salah pengertian.

Advertisement

Petani masih beranggapan, bahwa ketika datang ke penyalur tidak tersedia pupuk dianggap langka.

Padahal, kata dia, dengan adanya ketentuan baru, maka petani yang membutuhkan pupuk bersubsidi diminta memesan terlebih dahulu dengan kebutuhan sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

“Dalam waktu dua hari biasanya langsung dipenuhi. Khusus untuk pupuk urea dari Petrokimia tersedia setiap harinya, sedangkan dari Pusri pasokannya setiap Senin dan Kamis,” ujarnya.

Ia berharap, petani juga memahami aturan yang ada bahwa dalam membeli komoditas bersubsidi tersebut memang tidak bisa sembarangan karena saat ini juga pengawasannya jauh lebih ketat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif