Jateng
Jumat, 1 Juli 2016 - 19:50 WIB

VAKSIN PALSU : Ini Dia 6 Distributor yang Berhak Mengedarkan Vaksin

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin BCG yang didistribusikan ke puskesmas. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Vaksin palsu peredarannya terkuak belakangan ini, jateng termasuk sebagai wilayah pereradarannya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Terkuaknya peredaran vaksin palsu membuat masyarakat mulai resah. Mereka khawatir jangan-jangan vaksin yang mereka terima selama ini palsu dan menyebabkan efek yang membahayakan bagi tubuh. Tak terkecuali warga Jateng karena peredaran vaksin palsu itu juga terdeteksi di Semarang.

Advertisement

Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) pun meminta masyarakat maupun sarana pelayanan kesehatan yang memberikan vaksin untuk lebih teliti. Dinkes Jateng mengaku ada enam distributor resmi penyaluran obat-obatan di 35 kabupaten/kota di Jateng yang tidak akan memalsukan vaksin tersebut.

“Kalau vaksinnya di dapat dari para distributor itu kami jamin tidak akan palsu, karena distributor-distributor itu merupakan penyalur obat-obatan dan vaksin yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan [Kemenkes],” ujar Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, kepada wartawan seusai melakukan koordinasi dengan enam lembaga kesehatan di kantornya, Rabu (29/6/2016).

Ia menyebutkan keenam distributor itu,  yakni PT Anugerah Farmindo Lestari, Merapi Utama, Rajawali, Bio Farma, Musindo, dan Global Pratama Medika. Keenam distributor ini lah yang bertugas mengirimkan vaksin-vaksin dari Kemenkes ke sarana pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, seperti rumah bersalin, apotik, rumah sakit swasta maupun negeri, hingga klinik-klinik.

Advertisement

Yulianto menambahkan selama ini sebenarnya sudah ada sistem dari Kemenkes tentang tata cara pendistribusian vaksin. Cara pertama itu, vaksin langsung didistribusikan dari Kemenkes ke Dinkes-dinkes terkait mulai dari provinsi hingga kecamatan. “Sementara sistem yang kedua didistribusikan oleh perusahaan-perusahaan penyalur obat yang sudah ditunjuk secara resmi oleh Kemenkes. Jadi kalau vaksin itu didistribusikan tidak melalui dua cara itu, bisa diduga vaksin itu palsu,” imbuh Yulianto.

Yulianto pun berharap ke depan masyarakat tidak perlu resah lagi dengan peredaran vaksin palsu. Ia berharap maraknya isu vaksin palsu itu tidak membuat masyarakat berhenti melakukan vaksinasi. “Selama ini efek vaksin palsu itu juga belum kita temukan keluhannya. Kami juga belum menemukan keberadaannya di Jateng. Tapi dari laporan BPOM [Balai Pengawas Obat dan Makanan] yang melakukan penelusuran memang ada tiga sarana kesehatan di Semarang yang membeli dari jalur tidak resmi. Itu yang kami curigai menggunakan vaksin palsu,” beber Yulianto.

 

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif