Jateng
Selasa, 8 Oktober 2019 - 18:50 WIB

Wacana Soloraya Jadi Provinsi, Ganjar Minta Pakar Turun Tangan

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Antara-Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengaku terkejut dengan isu pemekaran wilayah Soloraya. Ia menilai wacana Soloraya menjadi provinsi butuh penelitian dan pengkajian lebih dalam dengan melibatkan para pakar.

“Saya agak terkejut dengan isu ini. Enggak ada apa-apa, tiba-tiba muncul isu pemekaran. Urgensinya apa? Targetnya apa? Belum dimunculkan,” ujar Ganjar, Senin (7/10/2019) malam.

Advertisement

Baca juga: Bupati Karanganyar Usul Soloraya Jadi Provinsi, Ini Jawaban Gubernur Jateng…

Wacana terkait pemekaran wilayah Soloraya menjadi provinsi semula digulirkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Politikus Partai Golkar itu menilai pemerintah daerah di Soloraya, yakni Boyolali, Klaten, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Solo, dan tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Magetan, Ngawi, dan Madiun, perlu membentuk provinsi baru.

Advertisement

Wacana terkait pemekaran wilayah Soloraya menjadi provinsi semula digulirkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Politikus Partai Golkar itu menilai pemerintah daerah di Soloraya, yakni Boyolali, Klaten, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Solo, dan tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Magetan, Ngawi, dan Madiun, perlu membentuk provinsi baru.

Juliyatmono menilai Soloraya plus tiga kabupaten di Jatim itu sudah memiliki sarana dan prasarana untuk menjadi provinsi sendiri. Ia beralasan pemekaran wilayah sangat penting bagi kesejahteraan rakyat dan wilayah.

Ia menilai wilayah kekuasaan Provinsi Jateng saat ini terlalu luas, sehingga penanganan sejumlah persoalan kurang fokus, salah satunya penanganan kemiskinan.

Advertisement

Ganjar menilai alasan Bupati Karanganyar itu tidak relevan. Terlebih saat ini perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat di Soloraya sudah terbilang maju.

“Soloraya itu sudah luar biasa. Makanya harus hati-hati. Jangan sampai ada orang yang punya interest pribadi memanfaatkan isu semacam ini, seperti ingin jadi gubernur di provinsi baru itu atau ingin berkuasa. Kalau orientasinya kepada rakyat boleh. Saran saya diteliti dulu, dibicarakan apa masalahnya dengan melibatkan orang yang ahli yang punya kapasitas sehingga bisa direkomendasikan,” terang orang nomor satu di Pemprov Jateng itu.

Ganjar menambahkan isu pemekaran wilayah sebenarnya bukan sesuatu yang baru baginya selama menjabat sebagai gubernur. Sebelumnya, ia juga pernah dihadapkan pada isu pemekaran wilayah Brebes Selatan yang ingin membentuk kabupaten baru atau berpisah dengan Kabupaten Brebes.

Advertisement

Namun masalah itu bisa diatasi setelah ia melakukan audiensi dengan warga dan menanyakan permasalahan yang dihadapi sehingga ingin pemekaran wilayah.

Baca juga: Bupati Sragen Tak Setuju Soloraya Jadi Provinsi Baru, Ini Alasannya

“Saya tanya ke mereka, ‘Sebutkan 3 alasan kenapa harus ada pemekaran?’ Mereka jawabannya pelayanan kurang, sekolah yang enggak ada dan lain-lain. Maka itu semua langsung kita dekatkan. Yang butuh pelayanan cepat bisa pakai online, kantor pelayanan kita dekatkan, dan infrastruktur pendidikan juga kita sediakan,” ujarnya.

Advertisement

Ganjar pun meminta pemerintah daerah di Soloraya yang menginginkan pemekaran untuk berkaca terkait kinerjanya selama ini. Jangan sampai karena tidak bisa memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi warganya, mereka langsung memunculkan isu pemekaran wilayah.

“Kalau masalah ekonomi, saya autokritik. ‘Jangan-jangan saya yang keliru? Jangan-jangan pemerintah yang keliru? Kecuali kalau sudah ganti kepala daerah yang populis hingga konseptor tapi problemnya masih sama,” tegas politikus PDIP itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif